BeautyFest Asia Jakarta 2025: Perayaan Kecantikan dan Kepemimpinan Perempuan, Panggung bagi Jenama Kosmetik

Jakarta, FORTUNE — Jakarta kembali membuktikan diri sebagai episentrum tren kecantikan nasional dengan menjadi kota pembuka rangkaian tur BeautyFest Asia 2025 by Popbela.com. Mengusung tema SHE.E.O, festival ini tidak hanya menyoroti kecantikan sebagai ekspresi personal, tapi juga sebagai ruang aktualisasi dan kepemimpinan perempuan. Diselenggarakan selama tiga hari penuh di Mal Kota Kasablanka (6–8 Juni), ajang ini menjelma menjadi lebih dari sekadar pameran produk—melainkan platform strategis yang menghubungkan inspirasi, edukasi, dan peluang bisnis dalam industri kecantikan yang terus tumbuh.Setelah Jakarta, BFA 2025 akan hadir Bandung, dan Surabaya.
Hari pertama dibuka dengan talkshow yang menghadirkan tiga figur perempuan inspiratif, yakni Mama Cucit, Shani Indira, dan Jolene Marie. Masing-masing membawa narasi otentik yang menyentuh isu kepercayaan diri dan tantangan perempuan dalam masyarakat modern—topik yang semakin relevan dalam lanskap bisnis kecantikan yang kini tak hanya mengandalkan penampilan, tetapi juga nilai dan cerita.
Dalam sesi Unbreakable Beauty: Embracing Life with Scleroderma, Mama Cucit membagikan kisah perjuangannya melawan penyakit autoimun, sekaligus membongkar persepsi umum tentang standar kecantikan. “Kamu enggak harus menunggu sempurna untuk bisa percaya diri. Kamu cukup hadir sebagai dirimu, dengan semua kelebihan dan kekuranganmu,” tuturnya.
Shani Indira mengangkat pentingnya menerima proses hidup di tengah arus tren yang serba cepat. Dalam sesi Beauty Breakdown: Unfiltered with BELLAPEDIA, ia menegaskan bahwa perjalanan tiap individu tak bisa disamaratakan.
“Enggak ada salahnya juga menjadi berbeda, jadi jangan merasa takut,” katanya, menyentuh realita banyak perempuan muda yang bergulat dengan tekanan sosial.
Sementara itu, Jolene Marie mengingatkan bahwa ambisi besar tak harus dimiliki oleh mereka yang sudah berada di puncak. Justru keyakinan diri adalah kunci untuk melangkah pertama kali. “Sebagai seorang perempuan, aku percaya bahwa tidak ada perempuan yang terlalu kecil untuk melakukan hal besar,” ungkapnya dalam sesi Perfecting Imperfection for Increasing Self Potential.
Ketiganya menjadi representasi bahwa kecantikan dan kepemimpinan perempuan bukan dua kutub yang terpisah. Di industri yang didominasi oleh persepsi visual, suara mereka menjadi penggerak arah baru: bahwa keberanian dan ketulusan bisa menciptakan pengaruh yang tak kalah kuat dari estetika.
Skincare sebagai investasi dan edukasi pasar

Hari kedua BeautyFest Asia 2025 menjadi ajang edukasi yang kental, khususnya di bidang perawatan kulit. Talkshow dari para ahli dan praktisi menyoroti kebutuhan pasar yang kini lebih sadar dan kritis terhadap kandungan serta dampak jangka panjang skincare. Sejumlah poin penting dibagikan para pembicara.
Jesselin Jess membagikan teknik sandwich method sebagai solusi praktis bagi pemilik kulit berjerawat. “Apa pun jenis kulit kalian, sebisa mungkin harus berdamai,” ujarnya, menyarankan agar pengguna belajar mengenali kulit sebelum menentukan rutinitas perawatan.
dr. Kardiana Dewi alias Dokdew meluruskan stigma negatif terhadap retinol, salah satu bahan aktif yang sering disalahpahami. “Retinol sering dibilang ‘keras’ karena manfaatnya yang luar biasa,” katanya, seraya menekankan pentingnya edukasi sebelum konsumsi.
Ada pula dr. Anesia membawa perspektif yang jarang dibahas: hubungan antara pola tidur dan kesehatan kulit. “Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit karena membantu proses regenerasi sel dan menjaga keseimbangan mikrobioma kulit.”
Kemudian dr. Telisiah Utami Putri melengkapi diskusi dengan analogi yang mudah dicerna tentang pentingnya skin barrier. “Skin barrier adalah tembok pelindung kulit, sedangkan skin microbiome adalah pasukan yang menjaga agar tembok tersebut tetap kuat,” paparnya.
Di antara para ahli, aktris Yuki Kato turut berbagi pengalamannya menjaga kesehatan kulit di tengah gaya hidup aktif. “Dengan gaya hidupku yang aktif, main tenis, surfing, syuting di luar ruangan, dan sering traveling, aku makin sadar kalau skin barrier itu penting banget,” ungkapnya. Bagi pelaku industri, insight ini mencerminkan perubahan pola konsumsi: konsumen kini tidak sekadar membeli produk, tetapi juga membeli nilai, ilmu, dan relevansi.
Hari kedua juga menjadi momentum komersial dengan penyelenggaraan Popbela Beauty Awards 2025. Ajang ini memberikan penghargaan kepada para pelaku industri kecantikan yang berinovasi selama setahun terakhir. Maudy Ayunda dinobatkan sebagai Inspiring Figure of the Year, mempertegas pentingnya representasi dan peran publik figur dalam membentuk kesadaran konsumen.
Di sisi penjualan, brand-brand besar seperti ESQA, Instaperfect, MS GLOW, dan berbagai merek lainnya menerapkan strategi flash sale dua hingga tiga kali sehari. Penawaran menarik—mulai dari bundling, diskon 50 persen, hingga produk seharga Rp100.000—menjadi pemicu lonjakan pengunjung dan transaksi, terutama di jam-jam strategis seperti 13.00–14.00 dan 19.00–20.00. Langkah ini membuktikan bahwa BeautyFest bukan sekadar etalase produk, tetapi juga medan uji strategi pemasaran real-time yang bisa diadaptasi oleh brand dalam kanal daring mereka.
Minggu, 8 Juni, menjadi penutup yang emosional dan penuh semangat. Ribuan pengunjung memadati area utama untuk memanfaatkan flash sale terakhir, menciptakan atmosfer kompetitif yang memacu brand untuk memberikan penawaran terbaik.
Sebagai penutup, panggung utama disulap jadi arena konser mini oleh Pasming Based, yang sukses membakar semangat dengan lagu-lagu viral seperti Garam & Madu hingga Terlalu Cinta. Interaksi penuh energi dengan penonton menjadi klimaks yang menegaskan satu hal: bahwa ekosistem industri kecantikan hari ini tidak lagi statis, tapi dinamis dan sangat bergantung pada pengalaman langsung yang menyentuh emosi konsumen,