Diskusi Impor Base Fuel Shell - Pertamina Masih Berlangsung

- Shell Indonesia masih dalam pembahasan impor base fuel dengan Pertamina Patra Niaga.
- Kandungan etanol dalam base fuel menjadi isu utama yang berpengaruh pada keputusan SPBU swasta.
- Pertamina membuka peluang kerja sama dengan SPBU swasta jika dapat menyediakan base fuel murni.
Jakarta, FORTUNE - Shell Indonesia dan PT Pertamina Patra Niaga masih melanjutkan pembahasan mengenai impor bahan bakar minyak (BBM) dasar atau base fuel. Menurut President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, Shell Indonesia masih melangsungkan koordinasi dengan pemerintah terkait serta pemangku kepentingan lain untuk memungkinkan ketersediaan BBM di jaringan SPBU perusahaan tersebut.
"Pembahasan business-to-business (B2B) terkait pasokan impor base fuel sedang berlangsung,” kata Ingrid dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (7/10).
Dalam hemat Ingrid, selama proses tersebut berjalan, jaringan SPBU Shell di Indonesia tetap beroperasi dan melayani pelanggan dengan produk Shell V-Power Diesel serta berbagai layanan lain seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.
“Kami berterima kasih atas kesetiaan pelanggan kami,” ujarnya.
Shell juga memastikan setiap perkembangan terkait ketersediaan produk bensin akan diumumkan melalui kanal informasi resmi perusahaan, seperti situs webnya, aplikasi Shell Asia, serta akun media sosial resmi perusahaan.
Kandungan etanol menjadi isu
Sebelumnya, masalah pasokan base fuel mencuat setelah PT Pertamina Patra Niaga mengungkap SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo membatalkan rencana pembelian bahan bakar dasar dari Pertamina.
Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, menyatakan sejumlah faktor menjadi pemicu pembatalan tersebut, termasuk adanya kandungan etanol dalam bahan bakar dasar yang ditawarkan.
Menurut Achmad, kandungan etanol sebesar 3,5 persen dalam base fuel Pertamina masih tergolong dalam batas wajar karena toleransi maksimalnya adalah 20 persen. Namun, beberapa SPBU swasta memilih menunda pembelian karena tetap menganggap kandungan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi internal mereka.
“Ini yang membuat kondisi SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” kata Achmad di hadapan Komisi VII DPR RI (1/10).
Selain masalah kandungan etanol, Achmad juga menyebutkan tentang pembatalan minat Shell membeli base fuel dari Pertamina karena alasan birokrasi internal.
Meski demikian, Pertamina masih membuka peluang kerja sama dengan SPBU swasta untuk pasokan berikutnya. Achmad mengatakan para operator SPBU asing itu akan kembali berminat jika Pertamina dapat menyediakan base fuel yang murni tanpa kandungan etanol.
“Teman-teman SPBU swasta siap berkoordinasi jika kontennya aman,” katanya.