NEWS

ITB Klaim Tak Ambil Keuntungan Kerja Sama dengan Danacita

Hanya 10 mahasiswa ITB yang meminjam lewat Danacita.

ITB Klaim Tak Ambil Keuntungan Kerja Sama dengan DanacitaWakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB Muhamad Abduh dalam konferensi pers di Gedung Rektorat ITB, yang juga disiarkan secara virtual, Rabu (31/1).
by
31 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan tidak mengambil keuntungan dari kerja samanya dengan aplikasi Fintech Lending Danacita yang menyedikan skema cicilan untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).

"Danacita kerja sama dengan ITB untuk membantu mahasiswa yang mengalami permasalahan keuangan, enggak ada hubungannya dengan pemasukan untuk ITB. Tidak ada [keuntungan] sepeser pun," kata Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB, Muhamad Abduh, dalam konferensi pers di Gedung Rektorat ITB, yang juga disiarkan secara virtual, Rabu (31/1).

Abduh mengatakan ITB bekerja sama dengan Danacita sejak Agustus 2023. Namun, aplikasi tersebut baru dimanfaatkan oleh mahasiswa pada Januari 2024.

Menurutnya, baru sepuluh orang yang telah meminjam dana kepada Danacita untuk keperluan pembayaran UKT, dan seluruhnya adalah mahasiswa S2. Dia tidak mengungkapkan berapa jumlah pinjaman dimaksud.

Dalam kerja sama tersebut, posisi ITB hanyalah sebagai mitra dan tidak berhubungan langsung dalam ikatan perjanjian antara penyedia dana pinjaman dengan mahasiswa.

"Pihak Danacita berhubungan langsung dengan mahasiswa dan orang tua. Setelah itu, dananya ditransfer ke ITB sebagai pembayaran biaya perkuliahan. Tidak ada persentase perhitungan [bagi untung] sama sekali," kata Abduh.

Agar bisa diawasi bersama

Alasan bekerja sama dengan Danacita, kata Abduh, adalah semata karena teknologi yang juga diharapkan memberikan kemudahan dalam pembayaran UKT. Danacita, menurutnya, merupakan fintech lending yang berada dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dia pun mengutip kasus beberapa bulan lalu yang sempat menjadi gempar ihwal banyaknya mahasiswa yang meminjam kepada pinjol ilegal. Tidak sedikit di antara mereka menjadi korban karena tercekik bunga pinjaman yang tinggi.

“Kami justru mengelola kerja sama dengan Danacita, jadi apabila kerja sama dengan mahasiswa atau orang tua, kami pun (ITB) dapat mengawasinya dengan baik,” ujarnya.

Membuka kerja sama dengan fintech lainnya

Abduh mengatakan ITB juga tidak akan memutus kerja sama dengan Danacita. Bahkan, ITB bakal membuka peluang bagi lembaga financial technology (fintech) lainnya di Indonesia untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi tersebut.

Dia menilai fintech merupakan inovasi sistem pembayaran, yang ke depannya akan terus berkembang.

"[Fintech] kita harus menguasai juga Indonesia, jangan sampai nanti malah fintech dari luar yang masuk ke Indonesia dan itu sangat mungkin sekali," ujarnya.

Related Topics