NEWS

Apa itu Metode SNP? Pendeteksi Covid-19 Varian Omicron

PCR biasa sulit untuk mendeteksinya.

Apa itu Metode SNP? Pendeteksi Covid-19 Varian OmicronANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc
by
01 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Virus corona varian Omicron menjadi pemicu lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dua bulan belakangan. Demi memutus rantai penularan, langkah pemeriksaan dan penelusuran untuk varian tersebut perlu diambil.

Namun, tidak semua metode pengujian dan laboratorium sanggup melacak dan mengidentifikasi Omicron. Namun, ada sebuah cara yang dinilai efektif mendeteksinya: pemeriksaan berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan metode Single Nucleotide Polymorphism (SNP).

“PCR Omicron Check hadir untuk memberikan kemudahan pemeriksaan secara akurat apabila pasien tersebut terpapar Omicron ataupun terpapar positif tanpa varian Omicron,” kata Group CEO Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir, dalam keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (3/1).

Mayapada Healthcare melalui semua unit Mayapada Hospital telah melayani pemeriksaan PCR Omicron Check melalui metode SNP.

SNP merupakan metode berbasis Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) yang bisa melacak mutasi asam amino pada varian Omicron terutama gen Spike (S-Gene). Hasil pada pemeriksaan SNP ini mengindikasikan kemungkinan orang tersebut terinfeksi virus SARS-CoV-2 varian Omicron (probable Omicron).

Pemeriksaan ini juga direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan juga pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.01/Menkes/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 varian Omicron.

Omicron jadi VOC oleh WHO

Varian Omicron, B.1.1.529, ditetapkan sebagai salah satu variant of concern (VoC) oleh WHO pada 26 November 2021. Varian ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan dengan pertumbuhan kasus positif yang meningkat tajam.

Omicron memiliki banyak mutasi dan bervariasi, serta berpotensi memiliki sifat yang mengkhawatirkan: kesanggupan menghindar dari antibodi yang ditimbulkan oleh proses infeksi dan vaksinasi, sehingga minim gejala ataupun tidak menimbulkan gejala, serta memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Penelitian atas varian ini masih terus berlanjut.

GISAID mencatat, perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529) di Indonesia telah mencapai 6.453 kasus per Jumat, 25 Februari 2022. 

Varian ini lebih mudah menular ketimbang varian sebelumnya, termasuk Delta yang mematikan itu.

Related Topics