Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fenomena Orang Kaya di Indonesia Pindahkan Aset ke Luar Negeri

ilustrasi aset
ilustrasi aset (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Orang-orang kaya di Indonesia pindahkan aset ke luar negeri.
  • Aset alternatif memungkinkan kalangan atas mengalihkan dana tanpa menarik perhatian.
  • Kebijakan fiskal Prabowo Subianto dan ketidakpastian global memicu arus keluar dana.

Jakarta, FORTUNE - Dalam beberapa waktu terakhir, muncul fenomena orang kaya di Indonesia pindahkan aset ke luar negeri. Hal ini menimbulkan rasa penasaran sekaligus pertanyaan. Kenapa orang kaya di Indonesia mulai memindahkan aset ke luar negeri dan apa yang menyebabkannya?

Berdasarkan laporan Bloomberg yang terbit pada Jumat (11/4), fenomena bisa jadi dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap arah kebijakan fiskal Indonesia serta kestabilan ekonomi nasional.

Di tengah ketidakpastian tersebut, banyak orang kaya memilih instrumen investasi yang dianggap aman, seperti emas dan properti. Berikut alasan lebih lengkap mengenai penyebab orang-orang kaya di Indonesia memindahkan aset mereka ke luar negeri.

Aset alternatif yang minim sorotan

Ilustrasi dana yang digunakan untuk membeli aset tetap
ilustrasi aset tetap (pexels.com/Cottonbro)

Memindahkan dana ke luar negeri dalam bentuk properti ataupun kripto menjadi salah satu cara kalangan atas Indonesia untuk mengalihkan dana dalam jumlah besar tanpa banyak menarik perhatian.

Bloomberg dalam laporannya mewawancarai lebih dari dua belas pihak yang terdiri dari manajer kekayaan, bankir swasta, penasihat keuangan, serta individu dengan kekayaan tinggi. Mereka berbicara secara anonim demi menjaga kerahasiaan identitas.

Salah satu bankir swasta mengungkapkan beberapa klien Indonesia yang memiliki kekayaan bersih antara US$100 juta-US$400 juta, mulai mengkonversi hingga 10% dari portofolio aset mereka menjadi kripto.

Menurutnya, tren ini mulai terlihat sejak Oktober 2024, tetapi eskalasi signifikan terjadi setelah nilai tukar rupiah melemah tajam pada Maret 2025.

Rupiah melemah, ketidakpastian menguat

Penyebab fenomena orang kaya di Indonesia pindahkan aset ke luar negeri adalah karena nilai rupiah yang melemah. Bahkan pada Rabu (9/4), rupiah sempat menyentuh rekor terendah terhadap dolar AS, sebelum akhirnya sedikit menguat pada hari berikutnya.

Pelemahan ini juga dipengaruhi oleh ketidakpastian global, termasuk gesekan perdagangan akibat kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump. Kebijakan kontroversial itu memicu kekhawatiran pasar.

Kebijakan pemerintah baru menjadi sumber kekhawatiran

Ilustrasi ekonomi digital.
ilustrasi ekonomi (pixabay.com/Geralt)

Di dalam negeri, kebijakan belanja besar yang diusung Presiden Prabowo Subianto sejak dilantik pada Oktober 2024 juga menjadi sorotan tajam. Ini bisa menjadi salah satu alasan di balik fenomena orang kaya pindahkan aset ke luar negeri.

Para pelaku pasar menilai kebijakan-kebijakan tersebut bisa merusak stabilitas fiskal yang telah dibangun. Kekhawatiran ini menekan kinerja pasar saham dan memperburuk sentimen terhadap mata uang rupiah.

“Saya makin sering membeli USDT dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Chan, mantan eksekutif senior dari salah satu konglomerat besar Indonesia, yang tidak ingin identitasnya diungkap.

“Itu memungkinkan saya menjaga nilai aset dan memindahkannya ke luar negeri bila perlu, tanpa harus membawanya secara fisik menyeberangi perbatasan. Prospek ekonomi Indonesia dan risiko terhadap stabilitas politik negara ini benar-benar membuat saya cemas,” tambahnya.

Langkah-langkah pemerintah yang mendorong volatilitas

Bloomberg menyebutkan kekhawatiran utama investor terletak pada sejumlah langkah yang diambil Presiden Prabowo. Kebijakan yang dimaksud seperti memperluas peran militer, menaikkan anggaran belanja negara secara signifikan, dan kebijakan-kebijakan agresif yang menyangkut badan usaha milik negara (BUMN).

Kombinasi kebijakan ini telah memicu volatilitas tinggi di pasar modal Indonesia. Prabowo sendiri memiliki ambisi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke angka sekitar 8%.

Namun untuk mendekati target tersebut, diperlukan pengeluaran negara dalam skala masif. Hal ini membuat investor gelisah karena berpotensi menyebabkan pelebaran defisit anggaran, peningkatan utang negara, kenaikan pajak, serta lonjakan inflasi.

Meski belum sebesar eksodus modal pada krisis ekonomi Asia pada 1998, beberapa sumber Bloomberg memperingatkan adanya tanda-tanda arus keluar dana ke luar negeru dalam skala lebih besar mulai terlihat.

Strategi pengalihan aset

Ilustrasi Uang Tunai (unsplash.com/Mufid Majnun)

Sejak Februari 2025, seorang penasihat keuangan mengungkapkan kliennya di Indonesia telah memindahkan sekitar US$50 juta ke kawasan Timur Tengah, khususnya Dubai dan Abu Dhabi.

Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya jumlah dana yang keluar hanya berkisar US$10 juta. Dalam banyak kasus, dana tersebut digunakan untuk membeli properti baik komersial maupun residensial atas nama kerabat atau teman, sebagai cara untuk menghindari pengawasan.

Beberapa klien disebut telah mengajukan visa kerja di Dubai agar bisa mendirikan perusahaan cangkang (shell company) yang kemudian dimanfaatkan untuk membeli aset properti.

Perubahan tujuan investasi

Alasan fenomena orang kaya di Indonesia pindahkan aset ke luar negeri berikutnya adalah terjadi perubahan tujuan investasi. Wilayah Timur Tengah secara perlahan menjadi destinasi baru untuk ''parkir'' kekayaan warga Indonesia, menggeser Singapura yang selama ini menjadi pilihan utama.

Perubahan ini terjadi karena lembaga keuangan di Singapura memperketat prosedur pengawasan dan verifikasi transaksi. Di sisi lain, muncul berbagai skandal pencucian uang yang memicu due diligence dan pemantauan transaksi menjadi lebih ketat.

Alhasil, sebagian investor berpaling ke wilayah yang lebih longgar dalam pengawasan untuk memindahkan aset. Wilayah Timur Tengah menjadi salah satu tujuan yang dianggap aman.

Kripto untuk mobilitas dana

kripto
ilustrasi kripto (unsplash.com/Pieree Borthiry)

Kenapa orang kaya Indonesia pindahkan aset ke luar negeri misalnya dalam bentuk kripto? Mata uang kripto memberikan fleksibilitas lebih besar untuk mentransfer dana lintas negara. Meski nilai aset kripto bisa sangat fluktuatif, aset ini menawarkan tingkat kerahasiaan dan mobilitas tinggi.

Stablecoin seperti USDT kini menjadi pilihan populer untuk menghindari deteksi ketika seseorang ingin menukar mata uang rupiah ke dolar dan mengirim dana ke luar negeri dalam jumlah besar.

Di Indonesia sendiri, meskipun tidak ada kontrol modal secara formal terhadap individu, transaksi keuangan yang nilainya besar atau dilakukan terlalu sering tetap dapat memicu perhatian dari otoritas pengawas.

Dana yang ditransfer melebihi US$100.000 biasanya akan masuk dalam radar pemeriksaan, terutama untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan anti-pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.

Volume perdagangan kripto di Indonesia melonjak

Chief Marketing Officer Tokocrypto, Wan Iqbal mengatakan pasangan mata uang USDT/rupiah kini menyumbang lebih dari seperempat volume transaksi harian di platform Tokocrypto.

Bursa kripto yang dimiliki oleh Binance ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Menurutnya, mata uang USDT/rupiah dimanfaatkan oleh banyak investor sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi makro dan gejolak nilai tukar.

Sementara itu, analis dari Global Counsel LLP, Dedi Dinarto, berpendapat arus keluar dana ini sebenarnya masih bisa dikendalikan.

"Jika Prabowo bersedia memberikan jaminan soal disiplin fiskal dan komitmen terhadap investasi utama seperti infrastruktur," kata Dedi.

Dengan kata lain, ketegasan pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal dan arah kebijakan ekonomi yang jelas akan sangat menentukan. Kepastian dan kejelasan itu akan menentukan apakah dana dari para investor lokal tetap di dalam negeri atau justru terus dipindahkan ke luar negeri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
Tubagus Imam Satrio
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us