Bangun Pabrik Solar Panel Terbesar se-Asean, PLN Gandeng 3 Perusahaan
Harga solar panel impor dan buatan lokal masih jomplang 40%.
Dirut PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra teken MoU dengan 3 produsen PLTS untuk tingkatkan penetrasi solar panel. (Doc: PLN)Jakarta, FORTUNE - PT PLN (Persero) melalui subholding PT PLN Indonesia Power menggandeng tiga perusahaan produsen solar panel dari dalam dan luar negeri untuk memperecpat penetrasi di pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Langkah ini untuk akselerasi transisi energi guna mencapai target net zero emission pada tahun 2060.
Melalui kerja sama ini, PLN Indonesia Power tak hanya akan berkolaborasi untuk membangun pabrik, melainkan juga mengembangkan skema bisnis maupun model pemasaran produk solar panel di dalam negeri. Harapannya perusahan ini akan menjadi perusahaan solar panel terbesar di Asia Tenggara dan produksinya langsung dilakukan oleh anak bangsa.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan, langkah ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kapasitas nasional dalam negeri untuk memperkuat infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
"Saat ini peluang pasar yang sangat besar belum didukung oleh industri solar panel dalam negeri secara maksimal. Masih terdapat disparitas harga produk solar panel dalam negeri, di mana harga impor 40 persen lebih murah dibanding harga dalam negeri," ujar Edwin dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (15/11).
Edwin menjelaskan, disparitas harga ini dikarenakan rantai pasok dalam negeri yang belum terbentuk secara end to end. Padahal target pemerintah dalam TKDN PLTS mencapai 60 persen, namun saat ini baru 40 persen.
"Untuk itu, PLN terus mendorong pembangunan ekosistem dan memfasilitasi kapabilitas nasional melalui pembuatan manufaktur solar panel dengan menghadirkan pabrikan dengan teknologi terkini," ujar Edwin.
Sediakan listrik yang terjangkau
Edwin melanjutkan, langkah kerja sama ini juga dilakukan sebagai upaya PLN dalam menghadirkan pasokan listrik berbasis energi bersih yang realible, sustainable dan affordable bagi masyarakat.
"Dengan membangun industri ini, PLN akan menyelesaikan dilema energi kotor yang murah vs energi bersih yang mahal, sehingga PLN dapat mewujudkan amanah dalam penyediaan listrik yang murah dan bersih," tutup Edwin.
Adapun penandatanganan nota kesepahaman (Memorendum of Understanding/MoU) kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, Direktur PT Agra Surya Investindo, Harvey Tjokro, Chairman Trina Solar, Gao Jifang, Attorney In Fact PT Daya Anugerah Sejati Utama, Franky Oesman Widjaja serta disaksikan langsung oleh Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid di sela perhelatan G20, Minggu (13/11).
