NEWS

Penduduk Miskin Indonesia Turun 1,04 Juta Orang di September 2021

Garis kemiskinan di angka Rp486.168 per kapita per bulan.

Penduduk Miskin Indonesia Turun 1,04 Juta Orang di September 2021Ilustrasi kemiskinan. (Shutterstock/WorldStockStudio)
17 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan di Indonesia pada September 2021 turun dibandingkan Maret di tahun yang sama. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan jumlah penduduk miskin berkurang 1,04 juta orang menjadi 26,50 juta orang dari posisi bulan Maret yang sebanyak 27,54 juta orang.

Dengan demikian, rasio penduduk miskin telah kembali ke single digit, yaitu 9,71 persen, setelah sempat tembus 10,19 persen pada September 2020 dan bertahan di 10,14 persen pada Maret 2021. “Penduduk miskin semakin turun dari Maret 2021-September 2021. Artinya upaya perbaikan ekonomi dampaknya kemiskinan mulai terasa karena tren-nya mengalami penurunan.,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/1). 

Meski demikian, jumlah penduduk miskin pada September 2021 belum membaik bila dibandingkan dengan periode sebelum Covid-19.  Sebagai catatan, pada September 2019, jumlah penduduk miskin Indonesia berada di angka 24,78 juta orang atau 9,2 persen. "Angkanya masih lebih tinggi kalau dibandingkan sebelum pandemi khususnya September 2019,” tutur Margo.

Menurut Margo, penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September tahun lalu tak lepas dari perbaikan berbagai indikator perekonomian yang terjadi di Indonesia. Beberapa di antaranya pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen hingga kuartal III 2021 serta inflasi inti yang juga mengalami peningkatan.

"Inflasi inti bulan Maret dan September ini juga terjadi peningkatan. Inflasi tinggi menunjukkan daya beli masyarakat. Kalau meningkat menunjukkan daya beli masyarakat September lebih baik dibandingkan Maret," jelasnya.

Memang ada indikator yang mengalami penurunan seperti peningkatan pengangguran pada Agustus lalu. Namun dibandingkan Februari 2020, jumlahnya telah mengalami penurunan.

Inflasi Picu Penduduk Miskin Bertambah

Margo juga mengulas kembali perkembangan harga beberapa komoditas pokok yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia.

Pada September tahun lalu beberapa komoditas yang mengalami penurunan antara lain beras, daging ayam ras, gula pasir, cabai rawit, cabai merah, serta telur ayam ras. Sementara komoditas yang mengalami kenaikan antara lain daging sapi, susu kental manis, minyak goreng dan tepung terigu. 

"Kenaikan dan penurunan harga ini tentu saja akan berpengaruh kepada garis kemiskinan yang digunakan sebagai pemisah penduduk miskin dan tidak miskin," tuturnya.

Dengan melihat fenomena tersebut, BPS mencatat garis kemiskinan pada September 2021 berada di angka Rp486.168 per kapita per bulan. "Garis kemiskinan ini, dibandingkan September 2020 terjadi kenaikan 5,93 persen. Tapi kalau dibandingkan Maret 2021, kenaikannya 2,89 persen," jelasnya.

Dalam hal ini, makanan memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan garis kemiskinan yakni 74,05 persen. "Jadi supaya garis kemiskinan tidak naik cepat tugas pemerintah mengatur harga supaya tidak naik cepat," terangnya.

Karena itu lah, menurut Margo, kenaikan inflasi bisa berdampak pada peningkatan angka kemiskinan jika tidak diiringi kenaikan pendapatan masyarakat. "Kalau pendapatan masyarakat kenaikannya lebih tinggi dari harga barang umum, bisa dikatakan inflasi tidak berpengaruh ke kemiskinan," kata dia. "Yang mengkhawatirkan itu kalau pendapatan masyarakat tetap tapi inflasi naik tinggi."

Related Topics