NEWS

Rumah Tapak di Jakarta Tetap Laku Saat Pandemi

Rumah tapak di Jakarta masih laku, apartemen stagnan.

Rumah Tapak di Jakarta Tetap Laku Saat PandemiShutterstock_FarknotArchitect
10 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat penjualan rumah tapak di Jakarta tetap bergairah pada paruh pertama 2021 di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi. Namun, hal serupa tak terjadi pada apartemen atau kondominium.

Head of Research JLL, Yunus Karim, mengatakan tingkat penjualan kumulatif rumah tapak sepanjang semester I mencapai 83%. Itu menunjukkan tingginya respons pasar terhadap peluncuran produk baru dari pengembang.

"Di akhir 2020 kita melihat para pengembang cukup aktif dalam mengeluarkan produk dan mendapatkan respons cukup baik dari pasar. Hal-hal tersebut berlanjut ke semester pertama tahun ini," ujar Yunus saat memaparkan laporan Jakarta Real Estate Market Overview Kuartal II 2021, Kamis (22/7).

Sebaliknya, tingkat penjualan kumulatif apartemen mencapai 62%, dari sebelumnya 75% ketika booming apartemen terjadi pada 2014. "Terkait sektor apartemen atau kondominium, kita lihat bahwa penjualan masih relatif lemah karena pembeli masih sangat berhati-hati dan menunggu situasi yang tepat untuk melakukan pembelian," jelasnya.

Yunus menuturkan, stimulus yang diluncurkan pemerintah seperti insentif PPN dan relaksasi Loan to Value (LTV ) turut menunjang keberhasilan penjualan rumah tapak di Jakarta. Selain itu, kemudahan pembayaran serta tawaran menarik dari pengembang mulai dari rumah pintar, ventilasi yang baik, hingga fasilitas taman di kawasan perumahan juga turut memantik minat para pembeli.

JLL memperkirakan para pengembang rumah tapak masih akan aktif meluncurkan produknya hingga akhir 2021. Proyeksi diarahkan terutama bagi para pengembang yang memiliki lahan luas atau memiliki township berskala besar.

"Dengan adanya permintaan rumah tapak yang cukup tinggi, pengembang akan terus aktif untuk meluncurkan produk baru di triwulan kedua di mana terdapat dua pengembangan perumahan berskala besar yang diluncurkan. Ini membuktikan bahwa sektor tersebut sangat diminati pengembang, investor, maupun pasar," jelasnya.

Sementara untuk apartemen, para pengembang masih berhati-hati dalam meluncurkan produk baru karena rendahnya permintaan. Tahun lalu, misalnya, jumlah proyek apartemen yang diluncurkan di Jakarta menyentuh titik terendah dalam lima tahun terakhir, yakni hanya sekitar seribu unit. Sementara respons dari pasar pada tahun tersebut cuma 10%.

"Kalau kita lihat spesifik triwulan kedua 2021, memang tidak ada unit apartemen yang diluncurkan pengembang. Yang terjadi adalah di kuartal pertama, ada 1 proyek yang diluncurkan dan mendapatkan respons yang cukup baik dari pasar mengingat mereka telah melakukan promosi di tahun sebelumnya," katanya.

Sedangkan jika dilihat dari sisi harga, baik rumah tapak maupun apartemen masih cenderung stabil dan belum akan mengalami kenaikan. "Dari segi harga selama beberapa tahun terakhir cenderung flat tidak mengalami kenaikan karena pengembang masih melakukan upaya menarik para pembeli," sebut Yunus.

Hal itu turut berpengaruh pada tingkat penjualan rumah tapak pada awal 2021. "Terlihat, hampir 80% unit rumah tapak yang terjual berada di bawah Rp1,3 miliar," ujarn

Related Topics