- 30 persen berencana menambah pengeluaran kebugaran pada 2026.
- Gen Z 63 persen lebih tinggi dibanding Gen X dalam memandang wearable sebagai investasi terbesar 2025.
- 64 persen memilih membeli perlengkapan olahraga dibanding berkencan.
- 39 persen lebih tinggi dibanding Gen X yang menggunakan olahraga untuk bertemu orang dengan minat serupa.
- Untuk kencan pertama, 46 persen berkata “boleh banget”, sementara 31 persen memilih “tidak sama sekali”.
Gen Z Mengubah Arus Olahraga, AI Jadi Alat Latihan Baru

Jakarta, FORTUNE - Strava merilis Year In Sport: Trend menjelang akhir 2025. Laporan tahunan ini menegaskan satu hal: Gen Z kini menjadi motor utama “pergerakan” global. Mereka meninggalkan layar, beralih ke dunia nyata, dan bergerak lebih banyak dari generasi mana pun.
Di tengah tren tersebut, teknologi kecerdasan buatan justru hadir bukan untuk membuat aktivitas lebih pasif, melainkan mendorong pengguna untuk lebih aktif. AI membantu bergerak, tapi tetap kita yang paling mengenal tubuh sendiri. Sebanyak 4 persen responden kini menggunakan AI sebagai pelatih cerdas untuk berolahraga, dan Gen Z menjadi kelompok yang paling banyak memanfaatkannya dibanding generasi lain.
Dua fitur memimpin tren ini: Workout Insights dari Runna dan Athlete Intelligence milik Strava. Teknologi AI juga memperkuat cara atlet berlatih.
Strava mengandalkan fitur Routes berbasis komunitas yang memunculkan rekomendasi rute personal setiap 19 detik. Sementara Runna melihat pola latihan pelari global, termasuk pengguna yang berlatih maraton dengan empat sesi lari per minggu dan memilih Jumat sebagai hari pemulihan, hari dengan aktivitas paling sedikit.
Dengan menganalisis miliaran aktivitas pengguna global serta survei terhadap 30.000 responden, Strava menemukan bahwa Gen Z telah menggeser prioritas hidup mereka. Generasi ini mulai menjauhi kebiasaan pasif seperti scrolling media sosial dan beralih ke aktivitas nyata seperti berlari, berjalan, bertanding di race berbagai jarak, hingga mengikuti klub lari.
Mereka bahkan menempatkan aktivitas fisik sebagai prioritas utama, termasuk saat berlibur. Gen Z mengalokasikan pengeluaran lebih besar untuk kebugaran dibanding untuk kencan. Sepanjang tahun ini, total 14 miliar kudos dibagikan. Ini menjadi simbol bahwa koneksi sosial kini berada di lintasan lari, bukan linimasa media sosial.
“Lebih dari setengah Gen Z berencana untuk lebih sering menggunakan Strava pada 2026, sementara sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa penggunaan Instagram dan TikTok akan tetap sama atau justru berkurang,” ujar Michael Martin, CEO Strava, dalam keterangan resmi. Ia menambahkan, Gen Z mencari pengalaman nyata, dan Strava berkomitmen menjaga pengguna tetap terhubung dan bergerak bersama.
Pengeluaran meningkat: fitness menggeser kencan
Meski 65 persen Gen Z terdampak inflasi, mereka tetap meningkatkan belanja untuk kebugaran. Sejumlah temuan menarik lainnya mengungkapkan porsi pengeluaran untuk 'investasi' pada kebugaran.
Di ranah perlengkapan, smartphone masih menjadi alat pencatat aktivitas nomor satu dengan dominasi 72 persen. Garmin berada di posisi kedua, diikuti Apple Health sebagai pilihan unggulan lainnya.
Untuk wearable, Apple Watch tetap memimpin, disusul pertumbuhan pesat dari COROS, Oura, dan WHOOP. Sementara itu, di kategori sepatu lari, ASICS Novablast berada di puncak popularitas, mengungguli Nike Pegasus dan HOKA Clifton sebagai pilihan utama para pelari.
Klub baru meningkat empat kali lipat
Strava juga mencatat jumlah klub baru meningkat hampir empat kali lipat, mendekati 1 juta klub pada 2025. Klub hiking tumbuh paling cepat (5,8 kali), disusul lari (3,5 kali). Kegiatan klub naik 1,5 kali, menandai perpindahan komunitas dari dunia virtual ke pertemuan fisik.
Tahun 2025 juga menunjukkan kenaikan besar pada aktivitas lari dan race, terutama dari Gen Z. Dibanding Gen X, mereka 75 persen lebih sering menjadikan race sebagai motivasi utama berolahraga. Platform pelatihan Runna mengonfirmasi partisipasi pemula yang besar: 26 persen pelari berada pada level pemula, 34 persen menengah, dan 86 persen dari mereka berhasil mencetak personal best tahun ini.
Aktivitas olahraga di kalangan pengguna Strava kian melebar, dengan latihan beban menjadi bintang baru. Gen Z tercatat dua kali lebih mungkin menjadikan weight training sebagai olahraga utama, 61 persen lebih tinggi dibanding Gen X, dan perempuan 21 persen lebih rajin merekam sesi angkat beban dibanding laki-laki.
Kebiasaan berolahraga mereka pun semakin beragam: 54 persen pengguna kini mencatat lebih dari satu jenis olahraga. Namun, di balik tingkat aktivitas yang tinggi, Gen Z juga dua kali lebih mungkin merasa canggung saat mencoba olahraga baru seperti ski atau snowboarding. Bagi generasi ini, liburan tanpa olahraga bahkan dianggap kurang lengkap; mereka 23 persen lebih tinggi dari Gen X dalam melihat aktivitas fisik saat berlibur sebagai sebuah kewajiban.
Tren unik Gen Z turut memberi warna pada lanskap olahraga populer hari ini. Filosofi sederhana “lari, berjemur, dan ngemil” menjadi yang paling diminati, diikuti preferensi liburan domestik sebesar 22 persen. Motif perjalanan mereka juga berubah: 65 persen bepergian demi mengejar salju, 58 persen untuk hiking, dan 48 persen untuk aktivitas olahraga air.
Kota-Kota paling aktif di dunia dan Indonesia
Global:
- Uri, Swiss menjadi lokasi paling instagramable (42 persen unggah foto).
- Copenhagen adalah area metro tercepat (pace 8:52 menit/mil).
- Afrika Selatan dan Kolombia paling sering berlari dalam kelompok (18,5 persen).
Indonesia:
- Sulawesi Utara paling aktif secara nasional (5.392 langkah/hari), disusul Banten dan Sulawesi Selatan.
- Pejalan kaki tercepat: Sulawesi Tenggara (12:37/km).
- Jarak terjauh: Nusa Tenggara Timur (3,9 km per sesi).
- Yogyakarta punya pengguna paling rajin olahraga pagi (4–7 pagi), sedangkan Seoul mendominasi aktivitas malam (setelah 9 malam).
Strava Year in Sport: Trend 2025 menunjukkan bahwa dunia bergerak ke arah yang semakin aktif, dan Gen Z berada di garis depan perubahan tersebut. Dengan dukungan komunitas global, teknologi AI, dan prioritas baru terhadap kesehatan, generasi muda ini sedang membentuk ulang cara manusia bergerak, di lintasan lari, di gym, di gunung, dan bahkan saat liburan.

















