Grab Business Forum 2025: Adaptasi dan Optimisme di Tengah Volatilitas

Jakarta, FORTUNE - Jakarta, 9 Mei 2025 – Di tengah gejolak dinamika ekonomi global, fluktuasi pasar, dan percepatan transformasi teknologi, dunia usaha dihadapkan pada tantangan untuk berani beradaptasi dalam perubahan dan mengambil langkah baru. Dalam konteks ini, Grab Indonesia menghadirkan acara tahunan Grab Business Forum dengan tema “Beyond Bolder: Navigating Changes, Driving Growth.”
Memasuki tahun keenam, acara Grab Business Forum 2025 berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta dan dihadiri hampir 1.400 pengunjung dari lebih dari 800 perusahaan. Acara forum dibuka dengan paparan khusus oleh Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia Dr. Riyatno, S.H., LL.M, serta ekonom senior sekaligus mantan menteri keuangan, Chatib Basri.
Dalam gelaran Grab Business Forum 2025, Grab menyoroti peran teknologi sebagai kunci dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin dinamis. Director of Grab For Business Roy Nugroho, menambahkan dukungan platform yang andal, seperti Grab For Business dan berbagai solusi B2B Grab dirancang untuk menyederhanakan segala kebutuhan operasional usaha.
Pada sesi diskusi panel, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo; CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat; dan Director Network & Retail Funding PT Bank Negara Indonesia Tbk, Rian Kaslan berbagi pengalaman tentang kiat-kiat perusahaan dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat di era digitalisasi.
Menurut laporan World Economic Outlook 2025 dari IMF pada April 2025, pertumbuhan ekonomi global 2025 diproyeksikan melambat ke angka 2,8% dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,3%, seiring eskalasi ketidakpastian kebijakan dan tensi geopolitik global. Indonesia pun tidak luput dari dampaknya. Meski demikian, ekonomi Indonesia tetap memperlihatkan ketahanan dan tumbuh positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 mencapai 4,87%.
Dr. Riyatno, S.H, LL.M Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia menyampaikan dalam sambutannya. "Investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar kedua sebesar 29,15% pada tahun lalu. Di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini, ekonomi digital dan data center menjadi salah satu sektor industri prioritas yang berpotensi besar terhadap investasi. Tahun ini, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$130 miliar atau 44% dari total proyeksi ekonomi digital di Asia Tenggara.”
Chatib Basri, ekonom senior sekaligus mantan menteri keuangan periode 2013-2014 menyampaikan bahwa ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dalam perekonomian global saat ini. Namun, mengambil analogi pembalap MotoGP Marc Marquez yang mampu bangkit meskipun jatuh 27 kali di musim yang sama, ketahanan justru dibentuk dari kemampuan beradaptasi saat menghadapi risiko, bukan dari usaha menghindarinya. “Keberanian dalam bisnis dan ekonomi bukan soal berani ambil risiko semata, tapi tentang bagaimana tetap berpijak dan responsif ketika masa depan tidak pasti. Dan itu hanya bisa dicapai jika kita terbiasa jatuh, namun jatuh dengan selamat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki tingkat keterpaparan yang relatif lebih rendah terhadap tekanan eksternal dibandingkan banyak negara lain. Dengan rasio ekspor terhadap PDB yang lebih kecil, dan ketergantungan terhadap pasar AS yang hanya sekitar 2,5% dari PDB, Indonesia dinilai memiliki ruang yang lebih stabil untuk bertahan dan tetap tumbuh. “Di tengah dunia yang sedang goyah, kadang yang kita butuhkan bukan negara yang sempurna, tapi negara yang lebih baik dari alternatif lainnya. Indonesia mungkin bukan yang paling gemilang, tapi justru karena dunia sedang dalam masalah, kita menjadi relatif lebih menarik,” lanjutnya.
Neneng Goenadi, Country Managing Director, Grab Indonesia, menggarisbawahi pentingnya keberanian untuk bereksperimen dan cermat dalam mengembangkan strategi baru. “Di tengah pasar yang semakin dinamis, optimisme tetap menjadi relevan. Navigasi bisnis hari ini bukan soal menunggu kepastian, tapi bagaimana bertransformasi cepat lewat informasi data dan teknologi. Grab Business Forum kami hadirkan sebagai wadah untuk menciptakan ruang kolaborasi lintas sektor, menyusun strategi yang agile, dan membangun ekosistem bisnis yang tangguh dan tumbuh secara berkelanjutan,” tambahnya.
Roy Nugroho, Director of Grab For Business, Grab Indonesia, menambahkan, “Keberanian bereksperimen harus dibarengi dengan platform yang terpercaya untuk mendukung produktivitas, efisiensi, dan kontrol di perusahaan. Grab For Business dan rangkaian solusi B2B dari Grab seperti GrabAds dan GrabMaps berperan untuk menyederhanakan operasional sehari-hari, mulai dari pengelolaan mobilitas, logistik, pengiriman makanan, kebutuhan pokok harian, sampai ke pengendalian biaya yang didukung dengan insight berbasis data.”
Grab For Business merupakan solusi B2B dari Grab yang menghadirkan berbagai layanan terintegrasi dalam satu portal, mulai dari transportasi, pengiriman, makanan, hingga belanja dan periklanan digital. Kini, perusahaan juga bisa mengakses layanan pembayaran utilitas dan memilih metode pembayaran yang fleksibel sesuai kebutuhan, seperti corporate billing, kartu kredit, OVO, dan lainnya. Hingga kini, puluhan ribu perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan platform Grab For Business, dari bisnis kecil hingga korporasi besar, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional mereka.