Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Kecelakaan Lalu Lintas, Risiko Keselamatan dan Ekonomi Pengguna Jalan

20251108_104105.jpg
Kegiatan Betadine First Aid Training bersama PMI Kota Jakarta Utara, Sabtu (8/11)/Dok. Fortune IDN/Desy Y.

Jakarta, FORTUNE - Ryan (28), pengemudi ojol di Jakarta, masih mengingat jelas suara benturan keras di depan matanya. “Yang di depan saya telat ngerem, motor lawan arah sudah dekat, lalu jatuh keras,” tuturnya. Ia menepi, menolong, dan mencoba menenangkan korban. “Tapi saya bingung harus mulai dari mana. Saya sadar, kalau tahu pertolongan pertama, mungkin bisa bantu lebih cepat.”

Kisah Ryan mencerminkan potret keseharian jalanan ibu kota: padat, berisiko, dan kerap tak memberi waktu untuk berpikir panjang. Di balik geliat ekonomi digital yang ditopang pengemudi ojek online di Indonesia, tersimpan persoalan keselamatan kerja yang sering luput dari perhatian, termasuk minimnya keterampilan pertolongan pertama di kalangan pengemudi.

Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat jumlah pengemudi ojek online (ojol) yang menjadi peserta aktif sudah mencapai 300.000 orang per 31 Agustus 2025. Sementara, data Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024 terjadi 12.555 kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Jakarta, naik dari 11.629 kasus pada tahun sebelumnya. Sebanyak 677 orang meninggal dunia, mayoritas merupakan pengendara roda dua di usia produktif antara 21–30 tahun.

Kecelakaan lalu lintas di Jakarta bukan sekadar urusan keselamatan publik, tapi juga beban ekonomi yang kian nyata. Angka kecelakaan juga bukan sekadar statistik lalu lintas, di baliknya ada kehilangan jam kerja, pendapatan, hingga biaya sosial yang membebani keluarga dan sistem kesehatan. Berdasarkan kajian Institute for Road Safety and Transport Policy (2023), kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas di wilayah metropolitan seperti Jakarta mencapai 2–3 persen dari PDB daerah per tahun, setara dengan triliunan rupiah yang hilang dari produktivitas.

“Bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga kerugian ekonomi. Satu pengemudi yang cedera atau kecelakaan berarti satu keluarga kehilangan penghasilan harian," ujar Sarjono, Kepala Seksi Diklat Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta Utara yang juga pelatih pertolongan pertama, dalam kegiatan First Aid Training yang digelar Betadine berkolaborasi dengan PMI Kota Jakarta Utara dalam rangka memperingati World First Aid Day 2025, Sabtu (8/11).

Kegiatan berfokus pada pelatihan sederhana namun vital. Mulai dari langkah tepat penanganan luka ringan hingga tindakan darurat dasar, seperti menilai kondisi korban, mengamankan lokasi kejadian, serta menerapkan langkah dasar Resusitasi Jantung Paru (RJP) sambil menunggu petugas medis tiba. Semua dipratikkan dengan cara yang aman dan mudah dipahami, peserta juga diuji hingga lulus dan mendapat surat keterangan.

“Yang penting, amankan diri sendiri dulu sebelum menolong. Penolong juga harus selamat. Ojol juga ujung tombak keselamatan di jalan. Kesadaran diri dulu yang harus dibangun, baru lingkungan mereka. Saya bahkan tawarkan pelatihan gratis kapan pun mereka mau datang," ujar Sarjono.

Pelatihan yang diadakan di Jakarta ini tak hanya melibatkan komunitas ojek online (ojol), tapi juga kelompok PKK, jurnalis, dan berbagai peserta dari berbagai latar belakang. Menurut Sarjono, kondisi darurat bisa terjadi di mana saja termasuk lingkungan rumah dan orang terdekat, serta di lingkungan kerja. Maka ia menyarankan, idealnya sebuah perusahaan mengadakan pelatihan pertolongan pertama dua tahun sekali.

Tanggung jawab sosial yang relevan

Bagi sektor transportasi digital, pelatihan seperti ini seharusnya tidak berhenti sebagai kegiatan sesaat, tetapi menjadi bagian integral dari sistem tanggung jawab sosial perusahaan dalam jangka panjang.

“Pelatihan dasar ini bisa juga menjadi bagian rutin dari sistem tanggung jawab sosial atau SOP perusahaan aplikasi transportasi. Sama pentingnya dengan pelatihan anti-kekerasan seksual, pelatihan aman berkendara, dan pelatihan pelayanan berkualitas," kata Sarjono.

Dari situ terlihat adanya kebutuhan akan pendekatan yang lebih sistematis: perusahaan transportasi daring perlu memandang keselamatan pengemudi bukan sekadar kewajiban legal, tetapi investasi keberlanjutan bisnis. Dengan semakin banyaknya pengemudi yang terlatih dalam pertolongan pertama, risiko fatalitas di jalan bisa ditekan, sekaligus memperkuat reputasi perusahaan dalam hal kepedulian sosial dan tanggung jawab terhadap mitranya.

Kesadaran akan pentingnya pertolongan pertama ini juga mendorong hadirnya kampanye edukatif “30 Detik Antistop” dari Betadine. Kampanye ini menekankan pentingnya 30 detik pertama setelah kecelakaan, periode krusial yang bisa mencegah infeksi, syok, atau kematian.

Head of Marketing iNova Pharmaceuticals Indonesia, Yulias Rachmatika, mengatakan bahwa edukasi kesehatan masyarakat perlu menjadi bagian dari gaya hidup urban yang produktif. “Kami ingin mengingatkan kembali pentingnya 30 detik pertama dalam penanganan luka, momen sederhana tetapi krusial yang bisa mencegah infeksi dan menjaga aktivitas keluarga serta masyarakat tetap berjalan tanpa hambatan,” ujarnya.

Menurut Yulia, edukasi kesehatan dasar tidak hanya relevan di ranah rumah tangga, tetapi juga di sektor kerja informal. Dengan banyaknya pengemudi ojol beroperasi di wilayah padat seperti Jakarta, peningkatan keterampilan tanggap darurat dapat memperkuat ketahanan sosial ekonomi kota.

Pelatihan pertolongan pertama juga dapat menjadi model kolaborasi antara perusahaan swasta, pemerintah daerah, dan organisasi kemanusiaan. “Kalau masyarakat awam tahu langkah awal menolong korban, setidaknya sampai petugas datang, peluang selamatnya bisa jauh lebih besar,” ujar Sarjono.

Di tengah padatnya arus lalu lintas dan tingginya ketergantungan pada transportasi daring, kesadaran tanggap darurat bukan hanya urusan moral, tetapi juga ekonomi. Karena di jalanan Jakarta, keselamatan bukan hanya tentang selamat sampai tujuan, melainkan tentang memastikan produktivitas kota tetap berjalan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in News

See More

Sejumlah Kawasan di Indonesia Disiapkan untuk Investasi Industri Keramik

11 Nov 2025, 10:51 WIBNews