Mengenal Thudong, Ritual Jalan Kaki Para Biksu

Jakarta, FORTUNE – Menjelang Hari Raya Waisak yang jatuh Minggu (4/6), puluhan biksu melakukan Thudong, atau ritual jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Menurut laman resmi Kementerian Agama, Thudong adalah perjalanan ritual para bhante atau biksu yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer. Kegiatan ini dianggap sebagai ritual yang menggambarkan perjalanan spiritual.
Para biksu melakukan perjalanan jauh tanpa membawa banyak perbekalan atau uang. Mereka harus bergantung pada dukungan masyarakat dan umat Buddha di sepanjang perjalanan mereka.
Thudong juga diartikan sebagai kehidupan mengembara, bertapa, menyendiri, dan meditatif dari beberapa biksu, khususnya dari Buddha mazhab Theravada.
Thudong melibatkan praktik keliling atau perjalanan ke tempat-tempat suci, seperti gua, gunung, hutan dan candi. Ritual thudong biasanya dilakukan oleh para biksu yang telah mengambil sumpah untuk hidup sebagai biksu pengembara atau biksu Aranyaka.
Mengikuti jejak Budha

Dalam sebuah wawancara, bhante (sebutan untuk biksu) Dhammavuddho, menjelaskan Thudong dilakukan untuk mengikuti jejak Sang Buddha pada zaman kehidupannya sebelum adanya vihara, tempat tinggal, dan transportasi. Sang Buddha memberikan kesempatan tinggal di hutan, gunung, atau gua, bagi para biksu.
"Dalam setahun, mereka akan berjalan seperti ini selama empat bulan untuk melaksanakan tradisi ini. Kebetulan karena di Indonesia ada Candi Borobudur, bertepatan Hari Raya Waisak, dan mereka jalan dari Thailand," katanya, Kamis (11/5).
Tradisi ini bertujuan untuk melatih kesabaran para biksu. Sebab, Sang Buddha mengajarkan bahwa kesabaran adalah praktik dharmma yang paling tinggi, atau ajaran yang berisikan pedoman moral dan filsafat yang menuntun manusia menuju kebahagiaan. Dalam perjalanan Thudong ini, para biksu diterjang banyak rintangan.
Para Biksu, tinggal atau beristirahat di tempat seadanya. "Mereka terkena panas, hujan, dan ini juga makan satu hari satu kali dan minuman seadanya," ujarnya.
Tujuan utama

Tujuan utama dari Thudong bagi para Biksu adalah mencari pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Buddha, membersihkan pikiran dan hati dari hambatan, dan mencapai keadaan meditasi yang lebih dalam. Selama perjalanan thudong, para biksu harus berlatih disiplin diri, termasuk puasa, meditasi, dan pembiasaan kesederhanaan.
Untuk menghindari tiga dosa utama dalam Buddhisme, yaitu keinginan, kemarahan, dan kebodohan. Para biksu mengembangkan nilai kebajikan, yaitu kasih sayang, kedermawanan, dan kebijaksanaan.
Dalam menjalankan tradisi thudong itu mereka memakai jubah biksu, sepasang sandal, dan kaos kaki. Tradisi ini masih dianggap sebagai praktik yang penting dalam tradisi Buddhisme Theravada dan dihormati oleh umat Buddha di seluruh dunia. Seperti yang dilakukan oleh para bhante yang berjalan kaki dari Bangkok Thailand menuju Candi Borobudur.


















