Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pasokan Rumah Tapak Jabodetabek Anjlok 49 Persen, tapi Minat Beli Tetap Kuat

20250813_115730.jpg
Konferensi Pers JLL Indonesia Q2 2025 di Jakarta (13/8)/Dok. Fortune IDN/Desy Y.
Intinya sih...
  • Berakhirnya insentif pajak dan ketidakpastian ekonomi global berpengaruh pada pasar.
  • Jumlah unit yang diluncurkan hanya sekitar 3.000 unit, turun 50 persen dari tahun sebelumnya.
  • Tingkat penjualan stabil pada level 88 persen sejak 2021.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Pasar properti rumah tapak di Jabodetabek mengalami perlambatan signifikan pada semester I-2025, yang ditandai oleh anjloknya peluncuran unit baru sebesar 49 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Menurut konsultan properti JLL Indonesia, penurunan drastis ini disebabkan oleh sikap hati-hati pengembang di tengah berakhirnya insentif pajak dan ketidakpastian ekonomi.

Head of Growth and Head of Strategic Consulting JLL Indonesia, Vivin Harsanto, mengonfirmasi perlambatan tersebut.

"Perlambatan ini dimungkinkan akibat beberapa faktor seperti berakhirnya insentif pajak 100 persen di bulan Juni dan ketidakpastian ekonomi global yang membuat pasar lebih berhati-hati," ujarnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/8).

Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim, memerinci penurunan pasokan tersebut.

“Tahun ini, pada semester pertama, jumlah yang diluncurkan hanya sekitar 3.000 unit. Bandingkan dengan semester II tahun 2024 yang mencapai 7.000 unit atau semester I-2024 di 6.000 unit. Penurunan ini sekitar 50 persen, dan secara langsung berdampak pada jumlah unit terjual,” ujarnya.

Namun, Yunus menegaskan perlambatan pasokan tidak mencerminkan pelemahan permintaan.

“Ketika jumlah unit yang diluncurkan banyak, penyerapan juga mengikuti. Artinya, meskipun secara kuantitas melambat, sentimen pasar tetap positif. Rumah tapak yang didominasi end user masih menunjukkan daya serap yang baik,” katanya.

Daya serap pasar yang kuat ini tecermin pada tingkat penjualan stabil pada level 88 persen sejak 2021. Segmen menengah menjadi motor penggerak utama, dengan rumah tiga kamar tidur seharga Rp0,6 miliar–Rp1,3 miliar menyumbang 39 persen dari total penjualan.

Vivin menyebut segmen menengah ke atas menunjukkan ketahanan, sementara segmen di bawahnya cenderung lebih ragu akibat sensitivitas terhadap kondisi ekonomi.

Optimisme pengembang pun terlihat belum surut. Menurut Vivin, kota-kota mandiri mapan tetap ekspansif dengan menambah komponen komersial.

“Bahkan, terdapat satu perumahan skala besar yang diluncurkan dengan luas lebih dari 1.000 hektare di Tangerang yang menunjukkan bahwa sektor perumahan tapak masih menarik minat pengembang,” ujarnya.

JLL menyimpulkan, dengan lebih dari 200 klaster aktif dan sentimen pasar berada pada kuadran "sentiment rising", pasar rumah tapak Jabodetabek berpotensi pulih (rebound).

Kendati demikian, pertumbuhan penjualan ke depan diprediksi akan berjalan moderat, seiring dengan pasokan baru yang masih terbatas.

Screenshot 2025-08-13 134117.png
Dok. JLL Indonesia
Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us