- Nama: Halim Kalla
- Jenis kelamin: Laki-laki
- Tempat/tanggal lahir: Ujung Pandang, 1 Oktober 1957
- Usia: 68 tahun (2025)
- Agama: Islam
- Karier: Direktur PT Bumi Rama Nusantara (BRN)
- Pendidikan terakhir: State University of New York, Amerika Serikat.
Profil Halim Kalla, Adik JK yang Terseret Kasus Korupsi

- Halim Kalla, pengusaha senior dan adik JK, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi PLTU 1 Kalbar
- Ia adalah Direktur PT Bumi Rama Nusantara (BRN) dan memiliki bisnis di berbagai sektor, termasuk energi dan otomotif
- Halim juga pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dan terlibat dalam industri perfilman serta sektor energi hijau
Kortas Tipikor Bareskrim Polri telah menetapkan empat orang tersangka kasus dugaan korupsi dalam pekerjaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Kalimantan Barat (Kalbar) dalam konferensi pers di Jakarta, pada Senin (6/10).
Salah satu nama tersangka yang mencuri perhatian publik adalah Halim Kalla. Ia merupakan Direktur PT Bakti Reka Nusa sekaligus adik dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Berikut profil Halim Kalla yang tengah menjadi sorotan atas kasus korupsi yang menyeret namanya.
Biodata dan profil Halim Kalla
Profil Halim Kalla dikenal sebagai pengusaha senior yang piawai dan mampu mengenali peluang pasar. Halim Kalla menjabat sebagai Direktur Utama (CEO) Haka Group. Ia juga dipercaya menjadi Presiden Direktur PT Bakti Reka Nusa.
Lewat perusahaannya, Halim memiliki usaha di berbagai sektor, mulai dari konstruksi, energi, hingga otomotif. Bisnis yang dibangunnya bisa tumbuh dan berkembang meski sempat diterpa krisis moneter 1998.
Selain itu, Halim juga dikenal sebagai adik kandung dari Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla. Berikut ringkasan biodata Halim Kalla:
Karier Halim Kalla sebagai pengusaha
Halim Kalla bukanlah nama baru di dunia bisnis Indonesia. Ia tercatat menjabat sebagai owner, chairman, dan CEO Haka Group. Perusahaan konglomerasi tersebut menjadi induk usaha BRN.
Halim mendirikan perusahaan BRN pada tahun 1983. Perusahaan tersebut diketahui berganti nama menjadi PT Bakti Reka Nusa, yang berada di bawah konglomerasi Haka Group milik Halim Kalla.
Haka Group menaungi sejumlah perusahaan, seperti Haka Motors, Haka Sentra Corporindo, Haka Auto BYD, dan lain sebagainya. Lewat perusahaannya, Halim bisa membangun kerajaan bisnis di berbagai sektor strategis.
Ia pernah mengikuti pameran otomotif PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di Jakarta. Haka Motors memperkenalkan deretan prototipe kendaraan listrik seperti Trolis, Erolis, dan Smuth EV.
Saudara laki-lakinya, Jusuf Kalla dikenal sebagai pendiri Kalla Group. Perusahaan keluarga Kalla ini bermarkas di Sulawesi Selatan. Mereka memiliki usaha di berbagai sektor strategis, seperti konstruksi, energi, hingga otomotif.
Berperan besar dalam industri perfilman Indonesia
Kepiawaian dalam berbisnis menjadikan sosoknya dihormati. Pada tahun 2006, Halim menjadi sosok pengusaha pertama yang memperkenalkan Digital Cinema System (DSC) di Indonesia.
Langkah ini membawa angin segar dalam industri perfilman Indonesia pada saat itu. Teknologi tersebut mampu merevolusi proses pembuatan, distribusi, dan penayangan film. Selain mengurangi pembajakan, sistem distribusi file yang terenkripsi tersebut diklaim dapat mengurangi biaya hingga 40 persen.
Pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014
Tidak hanya sebagai pengusaha ternama, profil Halim Kalla juga dikenal sebagai politikus. Pasalnya, Halim sempat menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 untuk daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Selatan II. Ia diusung oleh Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar).
Halim menjadi anggota Komisi VII yang khusus membidangi sektor energi, sumber daya mineral, dan lingkungan hidup. Ia juga pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Bidang Industri Hijau di KADIN Indonesia.
Polri tetapkan Halim Kalla sebagai tersangka kasus korupsi proyek PLTU Kalbar
Kepala Kortastipidkor Polri, Inspektur Jenderal Polisi Cahyono Wibowo, menyebutkan bahwa ada empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi PLTU 1 Kalbar pada tahun 2008-2018.
Mereka adalah Fahmi Mochtar (FM) selaku mantan Direktur Perusahaan Listrik Negara (PT PLN), Halim Kalla (HK) selaku Presiden Direktur PT BRN, RR sebagai Direktur Utama PT BRN,dan HYL selaku Direktur Utama PT Praba Indopersada (PI).
Cahyono menjelaskan modus tindak pidana korupsi ini adalah adanya pemufakatan untuk memenangkan pelaksanaan proyek pekerjaan. Selain itu, panitia pengadaan PLN meloloskan KSO-Alton-OJSEC meski tidak memenuhi syarat administrasi dan teknis.
Hal tersebut menyebabkan proyek mangkrak sejak tahun 2016 dengan hasil pekerjaan 85,56 persen. Sampai akhir tahun 2018, KSO BRN maupun PT PI tidak mampu menyelesaikan pekerjaan.
Total kerugian negara atas kasus dugaan korupsi PLTU 1 di Kalbar mencapai angka Rp1,35 triliun. Jumlah ini merupakan total kerugian total dengan rincian 62.410.523,20 dolar AS atau setara Rp1,03 triliun dan Rp323.199.898.518.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3 Undang-Undang 31 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP.
Demikian rangkuman profil Halim Kalla dan kasus yang sedang melibatkan namanya. Hingga saat ini, proses penyidikan masih dilakukan oleh pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus dugaan korupsi PLTU 1 di Kalbar.
FAQ seputar Halim Kalla
1. Kenapa Halim Kalla menjadi sorotan akhir-akhir ini?
Halim Kalla sedang menjadi sorotan setelah namanya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PLTU 1 di Kalimantan Barat, yang menyebabkan proyek mangkrak.
2. Seperti apa perjalanan karier Halim Kalla?
Halim Kalla dikenal sebagai pengusaha ternama dan pernah menjabat sebagai anggota DPR RI 2009-2014.
3. Kenapa Halim Kalla belum ditahan?
Halim Kalla dan ketiga tersangka lainnya diketahui masih belum ditahan dan sedang diproses untuk mencegah bepergian ke luar negeri. Pihak Polri mengklaim aparat hanya melakukan penahanan ketika dibutuhkan.