Pertamina Punya Pabrik Bioetanol dari Aren, Segini Produksinya

- Pertamina NRE memiliki pabrik bioetanol berbasis aren di Kamojang, Garut.
- Produksi mencapai 300 liter bioetanol dan 300–500 kg gula aren per hari.
- Pertamina juga mengembangkan bioetanol dari molases tebu, sorgum, singkong, jagung, serta limbah pertanian.
Jakarta, FORTUNE - Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), resmi memiliki pabrik percontohan bioetanol berbasis aren. Fasilitas ini berlokasi di Kamojang, Garut, Jawa Barat.
Pilot project ini memanfaatkan nira aren sebagai bahan baku utama. Kapasitas produksinya mencapai 300 liter bioetanol per hari, ditambah 300–500 kilogram gula aren per hari.
Bahan baku nira diperoleh dari hutan aren yang dikelola Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Baru Bojong di Desa Bojong, Garut. Proyek ini dijalankan melalui tim percepatan yang dibentuk Kementerian Kehutanan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 440/2025.
CEO Pertamina NRE, John Anis, menjelaskan bioetanol aren merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mengembangkan bioetanol multifeedstock.
Selain aren, Pertamina juga tengah mengembangkan bioetanol dari molases tebu, sorgum, singkong, jagung, serta berbagai limbah pertanian seperti limbah sawit, bagasse tebu, batang sorgum, hingga jerami padi.
“Inovasi ini adalah langkah jangka panjang untuk memastikan ketersediaan bahan baku energi terbarukan yang berkelanjutan,” kata John dalam keterangannya, Minggu (23/11).
Proyek ini juga melibatkan kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dengan beroperasinya pabrik percontohan di Garut, Pertamina menegaskan komitmennya mendukung swasembada energi nasional melalui pemanfaatan tanaman lokal yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Proyek ini juga menjadi pintu masuk bagi pengembangan industri bioetanol aren dalam skala lebih besar pada masa mendatang.
Pada kesempatan sama, Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menegaskan pentingnya diversifikasi energi di tengah situasi geopolitik dunia yang tidak menentu. Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar memanfaatkan aren sebagai bahan bakar nabati (BBN).
“Secara teori, 1 hektare lahan aren bisa menghasilkan 24.000 liter etanol per tahun,” ujarnya.
Dengan potensi hingga 125 juta hektare lahan yang dapat digarap, aren dinilai mampu menjadi salah satu solusi mengurangi impor BBM dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Langkah ini juga sejalan dengan rencana pemerintah yang menargetkan penanaman aren seluas 1,2 juta hektare, dengan potensi produksi 28,8 juta kiloliter bioetanol per tahun.
Selain energi, aren juga menawarkan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja baru dan pemanfaatan lahan marginal.


















