NEWS

Ukraina Habiskan 30% Donasi Kripto untuk Pasok Alat Militer

Dari kripto donasi, Ukraina beli rompi antipeluru.

Ukraina Habiskan 30% Donasi Kripto untuk Pasok Alat MiliterIlustrasi mata uang kripto. (Pixabay/amhnasim)

by Tanayastri Dini Isna KH

07 March 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ukraina telah menghabiskan US$15 juta (30 persen) dari donasi kripto untuk memenuhi kebutuhan pasokan peralatan militer, termasuk rompi antipeluru yang baru-baru ini dikirim. Hal itudiungkapkan Wakil Menteri Transformasi Digital Ukraina, Alex Bornyakov.

Mengutip TIME, Senin (7/3), kementerian diketahui telah menemukan pemasok dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) di antaranya berupa perangkat rompi antipeluru, paket makanan, perban, hingga alat pengintai di malam hari. “Sekitar 40 persen penyuplai bersedia menerima pembayaran kripto. Sisanya dibayar dengan kripto yang dikonversi menjadi euro dan dolar,” ujar Bornyakov.

Melalui akun Twitter, ia mengungkapkan dana Kripto Ukraina telah berhasil menghimpun US$50 juta berbentuk mata uang kripto selama sepekan kemarin. Pada pekan ini, pemerintah setempat menargetkan menggandakan jumlah donasi tersebut.

“(Donasi ini) untuk mendukung persatuan yang luar biasa terhadap pelanggaran Putin terhadap kebebasan dan demokrasi. Kami menargetkan US$100 juta pekan ini. Kami akan menang!” tulisnya.

Sumber pemberi donasi dan mata uang kriptonya

Bornyakov mengatakan, sumbangan tersebut diketahui berasal dari perusahaan dan para pendiri startup kripto sebagai individu. Mayoritas diterima dalam mata uang Bitcoin dan Ether.

Kementerian juga mencatatkan donasi di Tether, Polkadot, dan Solana. “Kami juga menerima ratusan NFT, termasuk CryptoPunk yang (tergolong) berharga,” kata dia.

Sebagai informasi, Kementerian Transformasi Digital Ukraina telah berdiri sejak dua tahun lalu demi mengembangkan industri layanan teknologi informasi negara tersebut, menyediakan akses internet berkecepatan tinggi secara nasional, serta mentransformasikan seluruh layanan pemerintah ke ruang maya.

Dari total 150 orang, mayoritas tim kementerian berusia kurang dari 35 tahun. “Dan sebagian besar bekerja dari jarak jauh, dari dalam atau luar negeri,” terangnya.

Saat ini, tim kementerian kembali fokus menyokong infrastruktur digital di tengah serangan Rusia demi menjaga layanan pemerintah agar tak terganggu. Salah satunya, dengan mengumpulkan dan memanfaatkan donasi mata uang kripto.

Bermitra dengan perusahaan terkait NFT

Alex dan lembaganya juga mengumpulkan dana dengan menggandeng dua perusahaan perancang koleksi NFT. Mantan pendiri startup itu mengatakan, “Koleksi itu akan siap kurang dari dua minggu dan akan mengumpulkan dana untuk mendukung Ukraina.”

Sayangnya, belum diketahui bentuk dari koleksi NFT untuk menyokong Ukraina. Status keterbatasannya juga belum terungkap.

Terkait donasi CryptoPunk #5364 yang diterima, pemerintah Ukraina tak berencana menjual atau menyumbangkannya. Tahun lalu, NFT itu tejual seharga sekitar 16,2 Ether atau lebih dari US$43 ribu dalam harga saat ini. Harga CryptoPunks diketahui telah melejit pesat selama setahun terakhir.

Menurutya, koleksi NFT itu  sulit terjual sehingga pemerintah belum memakainya hingga pekan lalu. “Kami akan menyimpannya untuk saat ini,” ujarnya.