NEWS

Minum Kopi Sebelum Bekerja Dongkrak Produktivitas, Benarkah?

Sejumlah studi dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Minum Kopi Sebelum Bekerja Dongkrak Produktivitas, Benarkah?Dampak Kopi terhadap Produktivitas. (Shutterstock/portumen)
26 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kopi rasanya begitu erat dengan para pekerja dari berbagai kalangan, bagaimanapun situasinya. Ketika di kantor, pergi ke kamar sepen untuk memenuhi kebutuhan kafein bukan hal yang aneh, bukan? Dewasa ini, saat diberi kebebasan bekerja dari mana saja, sebagian dari Anda  memilih pergi ke kafe—ditemani dengan kopi juga.

Itu berujung pada pertanyaan: mengapa Anda meminum kopi sebelum menggarap pekerjaan? Apakah kopi berdampak terhadap produktivitas Anda saat bekerja? Mari kuliti bersama jawabannya.

Kebiasaan Konsumsi Kopi

Sejumlah pencinta kopi menganggap minuman itu sebagai bagian dari rutinitas. Sebagian dari Anda merasa mendapat tendangan kuat setelah menyesap kafein di dalamnya. Tak ayal, kebiasaan itu mendongkrak konsumsi kopi nasional.

Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian milik Kementerian Pertanian, konsumsi kopi domestik pada 2016 berjumlah 250 ribu ton. Saat itu juga terjadi pertumbuhan 10,54 persen menjadi 576 ribu ton. Selama 2016-2021, konsumsi kopi di Tanah Air diperkirakan naik rata-rata 8,22 persen tiap tahunnya.

Dengan estimasi pasokan 795 ribu ton, Indonesia mengonsumsi 370 ribu ton di antaranya sehingga terjadi surplus 425 ribu ton pada 2021. Produksi jenis kopi robusta berasal dari Lampung, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Bengkulu, dan Jawa Timur.

Cara Kerja Kafein dalam Kopi

Mengutip blog Office Coffee, Senin (25/10), kafein mencegah otak Anda menyerap bahan kimia adenosin. Unsur kimia itu dapat memicu tanda yang mengindikasikan kelelahan pada tubuh.

Menurut Dokter David DiSalvo, adenosin diproduksi oleh neuron sepanjang hari. Semakin banyak diproduksi, maka akan semakin banyak sistem saraf Anda yang kinerjanya menurun. Jika kadar adenosin Anda mencapai titik tertentu, sistem saraf Anda akan menghasilkan rasa kantuk. “Asupan kafein secara efektif memblokir asupan adenosin dengan memasuki reseptor AI, tetapi tak mengaktifkannya,” jelas DiSalvo.

Related Topics