Trump dan Xi Jinping Akan Bertemu di KTT APEC, Akhir Perang Dagang?

Jakarta, FORTUNE - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping dijadwalkan bertatap muka dalam KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada 30 Oktober 2025. Pertemuan ini menjadi pertemuan pertama sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.
Dilansir CNBC, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, membenarkan jadwal tersebut dan menuturkan bahwa Trump optimistis pertemuan ini akan membawa hasil positif. “Saya pikir kita akan keluar dengan sangat baik dan semua orang akan sangat senang,” ujarnya. Pertemuan ini juga diharapkan membuka jalan bagi peredaan ketegangan dagang yang kembali memanas antara dua ekonomi terbesar dunia.
Meskipun demikian, ada kekahawatiran sebab pertemuan bersejarah ini digelar setelah enam tahun tanpa pertemuan langsung antara kedua pemimpin. Suasana diplomatik masih diwarnai tensi tinggi akibat kebijakan pembatasan baru, termasuk tarif impor hingga 100 persen dan larangan ekspor teknologi strategis dari masing-masing pihak.
Isu utama yang akan dibahas mencakup tarif impor, perdagangan hasil pertanian, serta ekspor rare earth minerals yang menjadi elemen penting dalam industri teknologi global. Trump juga disebut akan mengangkat isu fentanil, kedelai, dan keamanan di sekitar Taiwan.
Cina baru-baru ini memperluas larangan ekspor mineral tanah jarang sebagai respons atas sanksi AS, yang kemudian dibalas Trump dengan ancaman tarif baru. Meski demikian, Menteri Perdagangan Cina, Wang Wentao, menyebut masih ada peluang untuk dialog dan kolaborasi.
“AS dan Cina masih dapat menemukan cara berdialog dan bekerja sama, daripada bergeser menjadi perpecahan,” ujarnya pada 24 Oktober lalu.
Menurut analis Eurasia Group, Dan Wang, kehadiran Xi Jinping menjadi sinyal kesiapan Beijing untuk menurunkan ketegangan, misalnya lewat peningkatan pembelian produk pertanian AS atau relaksasi investasi bilateral. Namun, sejumlah pengamat menilai kesepakatan besar masih jauh dari kemungkinan.
“Kedua pihak mungkin hanya sepakat untuk melanjutkan perundingan, bukan mencapai kesepakatan penuh,” kata Han Shen Lin dari The Asia Group.
Trump yang sempat bersikap keras kini terlihat lebih akomodatif. Ia menyebut hubungannya dengan Xi tetap baik dan berharap diskusi nanti dapat menghasilkan kesepakatan yang adil bagi kedua negara. Pertemuan ini akan menjadi pusat perhatian dunia, mengingat hasilnya dapat memengaruhi arah pasar saham global, nilai tukar mata uang, hingga harga komoditas internasional.
Melansir Reuters, sebelumnya AS dan Cina telah mencapai kesepakatan kerangka kerja (framework) untuk perjanjian dagang hanya beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyampaikan bahwa kesepakatan yang dirumuskan di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia pada Minggu (26/10) itu akan menghapus ancaman penerapan tarif sebesar 100 persen terhadap produk impor asal Cina yang sedianya berlaku mulai 1 November. Kesepakatan tersebut juga mencakup “a final deal” atau kesepakatan akhir terkait penjualan TikTok di Amerika Serikat.
Trump tiba di Malaysia pada hari yang sama untuk menghadiri KTT tersebut—menjadi pemberhentian pertama dalam tur Asia selama lima hari yang akan berpuncak pada pertemuan tatap muka dengan Xi di Korea Selatan pada Kamis mendatang.
Usai pembicaraan, Trump menyampaikan nada optimistis. “Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dengan China,” ujarnya.

















