Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Cloudflare: Indonesia Jadi Sumber Serangan DDoS Terbesar di Dunia

ilustrasi serangan siber (freepik.com/freepik)
ilustrasi serangan siber (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Catatan ini dirilis oleh Cloudflare.
  • Persentase permintaan serangan HTTP DDoS dari Indonesia melonjak puluhan ribu persen.
  • Serangan DDoS paling banyak menyerang industri teknologi informasi dan layanan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Indonesia kini menempati peringkat pertama sebagai sumber serangan distributed denial of service (DDoS) terbesar di dunia. Hal ini terungkap dalam laporan kuartalan terbaru Cloudflare, DDoS Threat Report Q3, yang menyoroti pergeseran signifikan peta ancaman siber global.

Data Cloudflare menunjukkan lonjakan aktivitas yang luar biasa dalam lima tahun terakhir. Persentase permintaan serangan HTTP flood—upaya membanjiri situs web hingga lumpuh—yang berasal dari Indonesia meroket hingga 31.900 persen.

Kenaikan ini mengubah posisi Indonesia secara drastis. Sebagai perbandingan, pada kuartal II-2024, Indonesia masih berada pada peringkat kedua. Kini, Indonesia memimpin daftar global sumber serangan, mencerminkan peningkatan skala ancaman yang masif dari wilayah ini.

Laporan tersebut menegaskan dominasi Asia sebagai asal serangan, dengan tujuh dari sepuluh negara sumber teratas berada di benua ini.

Setelah Indonesia di posisi puncak, Thailand menyusul pada peringkat kedua. Posisi selanjutnya ditempati oleh Bangladesh, Vietnam, India, Hong Kong, dan Singapura. Sementara itu, tiga negara non-Asia yang masuk dalam sepuluh besar adalah Ekuador, Rusia, dan Ukraina.

Sebaliknya, jika dilihat dari sisi korban, Cina menjadi negara yang paling banyak menerima serangan DDoS, diikuti oleh Turki dan Jerman.

Para peretas memfokuskan serangan mereka pada industri teknologi informasi dan layanan, yang menjadi sektor paling terdampak. Sektor telekomunikasi menempati urutan kedua, disusul oleh industri perjudian dan kasino.

Selain itu, Cloudflare mencatat tren baru berupa serangan terhadap infrastruktur kecerdasan buatan (artificial intelligence). Pada September 2025, terjadi lonjakan lalu lintas serangan HTTP DDoS sebesar 347 persen secara month-over-month (MoM) yang secara spesifik menargetkan perusahaan AI generatif.

Secara keseluruhan, Cloudflare melaporkan telah memitigasi 36,2 juta serangan DDoS per Oktober 2025. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 21,3 juta serangan.

Di tengah ancaman yang berkembang pesat baik dari segi kecanggihan maupun ukuran, Cloudflare menilai solusi keamanan lama sudah tidak lagi relevan. Serangan DDoS saat ini tidak hanya melumpuhkan peladen, tetapi juga berpotensi merusak sistem dan jaringan internet pengguna secara luas.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Tech

See More

Integrasi Microsoft Office 365, Privy Permudah Tanda Tangan Digital Tanpa Konversi Dokumen

09 Des 2025, 18:00 WIBTech