Jakarta, FORTUNE - CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan fenomena Halving Day dapat mempengaruhi harga Bitcoin. Menurutnya, investor perlu memahami salah satu sentimen penyebab kenaikan maupun penurunan nilai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu.
Halving Bitcoin merujuk kepada kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok. Ini terjadi selama empat tahun sekali.
Saat dirilis pada 2008, balasan atas konfirmasi blok dalam Bitcoin mencapai 50 Bitcoin. Lalu, pada 2012 menjadi 25 Bitcoin, 2016 sebesar 12,5 Bitcoin, dan Mei 2020 mencapai 6,25 Bitcoin. Proses ini disebut halving dan akan berlanjut hingga Bitcoin terakhir ditambang.
Halving berikutnya diharapkan terjadi pada 2024, menurut Bitcoin.com. Nantinya, penambang akan bisa mendapatkan 3,125 Bitcoin per blok. Selanjutnya, halving kembali terjadi pada 2028.
Menurut Oscar, saat ini sekitar 91 persen Bitcoin tersebar di seluruh dunia dengan total 19 juta keping. Dengan kata lain, sekarang hanya tersisa 2 juta Bitcoin yang dapat ditambang dari total persediaan 21 juta.
"Adanya halving untuk mengurangi kecepatan penambahan Bitcoin baru dan agar BTC yang beredar tetap terjaga sehingga terhindar dari inflasi. Semakin sulit Bitcoin didapatkan, maka semakin mahal juga harga Bitcoin nantinya," kata Oscar dalam rilis pers, dikutip Senin (12/12).