Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

iPhone Terbaru Apple Dikabarkan Akan Semakin Mahal

GettyImages-1128955026-e1747071425800.jpg
Presiden Donald Trump dan CEO Apple Tim Cook (kiri). Dok Getty Image -SAUL LOEB/AFP
Intinya sih...
  • Apple berencana mengoreksi harga iPhone terbaru musim semi ini.
  • Kenaikan harga tidak disebabkan perang dagang AS-Cina, melainkan fitur baru.
  • Apple berencana memindahkan produksi ke India dan AS untuk menghindari tarif Cina.

Jakarta, FORTUNE - Para penggemar produk Apple di Indonesia dan seluruh dunia mungkin perlu bersiap merogoh kantong lebih dalam. Pasalnya, raksasa teknologi Amerika Serikat ini dilaporkan berencana menaikkan harga untuk jajaran iPhone terbarunya.

Menurut laporan Wall Street Journal, Apple tidak ingin semata-mata mengaitkan kenaikan harga ini dengan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Alih-alih, mereka mungkin akan menekankan pada fitur dan desain baru yang disematkan pada smartphone teranyar tersebut.

Namun, di balik alasan resmi itu, tekanan biaya produksi akibat tarif dagang disinyalir menjadi pendorong utama di balik rencana kenaikan harga ini.

Apple dilaporkan kesulitan meredam kenaikan biaya akibat tarif Cina hanya dengan mencari penghematan dari para pemasok. Kondisi ini berpotensi menekan margin keuntungannya, kecuali menerapkan ini: menaikkan harga jual.

Dengan demikian, menaikkan harga iPhone baru tampaknya menjadi pilihan strategis Apple mempertahankan profitabilitasnya di tengah situasi ini.

Pada Senin (12/5), kedua negara sepakat menghentikan tarif resiprokal secara sementara selama 90 hari ke depan guna memberikan waktu untuk pembicaraan lebih lanjut. Pemerintahan Presiden Donald Trump juga telah mengumumkan pengecualian tarif untuk beberapa produk teknologi, termasuk smartphone, laptop, hingga hard drive. Namun, penting dicatat, tarif utama sebesar 20 persen bagi sebagian besar barang dari Cina secara umum masih berlaku.

Sebelumnya, CEO Apple, Tim Cook, pernah menyatakan rantai pasok global Apple telah mengalami tekanan signifikan akibat konflik perdagangan AS dan Cina. Sebagai respons, Apple telah mengalihkan sebagian produksi iPhone yang ditujukan untuk pasar AS ke India.

Mayoritas iPhone yang dikirim ke AS pada periode April hingga Juni 2025 diperkirakan akan berasal dari India, yang telah menyumbang sekitar 13 hingga 14 persen dari total pengiriman iPhone global tahun lalu--tahun ini angkanya diperkirakan akan berlipat ganda.

Analis pada firma riset teknologi TechInsights, Abhilash Kumar, optimistis melihat potensi India.

"Pada akhir 2026 atau awal 2027, kami optimistis India mampu memenuhi permintaan AS dan India, walaupun Cina tetap penting,” ujar Kumar, dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (13/5).

Laporan WSJ itu juga menambahkan Apple tengah memelajari kemungkinan memindahkan sebagian produksi iPhone ke AS, meskipun proses ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.

Dampak biaya tarif ini sebenarnya telah dapat dirasakan. Pada awal Mei 2025, Cook menyebutkan Apple telah menanggung beban tambahan signifikan sebesar US$900 juta pada kuartal II-2025 akibat perang tarif. Pada saat itu, Cook juga tidak menampik adanya potensi penyesuaian harga produk Apple sebagai imbas dari pengenaan tarif.

Di pasar, konsumen dan analis telah bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan harga produk Apple selama lebih dari sebulan. Bloomberg pun melaporkan pada April bahwa Apple telah menimbun stok persediaan sebagai langkah antisipasi potensi kenaikan tarif.

Usai kesepakatan jeda tarif sementara antara AS dan Cina diambil, saham Apple melonjak 6,4 persen menjadi US$211,27. Kenaikan ini tampaknya mencerminkan optimisme pasar terhadap sedikit meredanya ketegangan dagang.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us