TECH

Kembangkan Rupiah Digital, BI Gelar Kompetisi Berhadiah Rp770 Juta

Pengembangan CBDC berbasis kepentingan publik.

Kembangkan Rupiah Digital, BI Gelar Kompetisi Berhadiah Rp770 JutaIlustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
26 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) meneruskan pengembangan mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC). Dalam agenda Presidensi G20, BI bekerja sama dengan Bank for International Settlements (BIS) Innovation Hub menggelar G20 Techsprint Initiative 2022, ajang kompetisi internasional untuk menggali inovasi berbasis teknologi.

Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, tujuan akhir dari CBDC dapat diraih lewat pemahaman bersama mengenai teknologi dan kolaborasi inklusif di antara negara maju dan berkembang. 

“Melalui G20 TechSprint 2022, kami bermaksud mendorong dan mengajak komunitas tingkat internasional untuk menyampaikan solusi yang paling praktis dalam merancang dan mengimplementasikan CBDC,” kata Perry dalam keterangan kepada media, dikutip Selasa (26/4).

CBDC adalah catatan elektronik atau token digital dari mata uang resmi yang dikeluarkan oleh otoritas moneter (bank sentral) suatu negara, demikian Investopedia. BI saat ini masih mengembangkan CBDC (atau rupiah digital). Bank sentral belum memutuskan penerbitan rupiah digital dalam waktu dekat, namun persiapan ke arah sana sudah dilakukan.

Barang publik

Konsep Mata Uang Digital Bank Sentral CBDC. Shutterstock/Panchenko Vladimir
Konsep Mata Uang Digital Bank Sentral CBDC. Shutterstock/Panchenko Vladimir

General Manager BIS, Agustin Carstens, mengatakan suatu keniscayaan CBDC memiliki banyak potensi untuk mendukung kepentingan publik di era uang digital ini.

“Kepercayaan masyarakat pada uang merupakan perekat sistem keuangan. Karena itu, seiring kemajuan teknologi, bank sentral harus memastikan bahwa sistem moneter secara fundamental tetap berlaku sebagai barang publik, termasuk harus menjaga stabilitasnya," ujarnya.

Bank Indonesia dan BIS Innovation Hub menemukan tiga tantangan pokok dalam pengembangan CBDC. Pertama, membangun sarana yang efektif dan kuat dalam menerbitkan, mendistribusikan. dan mentransfer CBDC. Kedua, mata uang digital bank sentral memungkinkan untuk memperdalam inklusi keuangan.

Ketiga, meningkatkan interoperabilitas. CBDC dapat membantu meningkatkan dan mengaktifkan koneksi serta keterkaitan dalam sistem pembayaran, meningkatkan konektivitas dan interoperabilitas.

Kompetisi

ilustrasi : ekonomi digital
Shutterstock/Treecha

Related Topics