Menjelang Merge, Ethereum Mulai Mengikis Dominasi Bitcoin
Merge bakal berdampak ke adopsi blockchain lebih luas.
Jakarta, FORTUNE – Ethereum tampaknya mulai menantang dominasi Bitcoin dalam pasar aset kripto menjelang momentum pembaruan jaringan Ethereum atau Merge.
Menurut data dari CoinMarketCap yang dikutip oleh Reuters, Selasa (13/9), porsi kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini hanya mencapai 39,1 persen dari total market cap aset kripto. Angka itu turun dari 47,5 persen, yang merupakan puncak pada pertengahan Juni.
Sebaliknya, persentase kapitalisasi pasar Ethereum pada saat sama telah naik 20,5 persen dari sebelumnya yang hanya 16 persen.
“Orang-orang sekarang melihat Ethereum pada dasarnya sebagai aset yang aman karena mereka telah melihat keberhasilan jaringan,” kata Kepala Strategi Keuangan Solrise Finance, Joseph Edwards.
Ethereum berhasil mengambil pangsa pasar Bitcoin di tengah proses Merge. Pembaruan ini diyakini akan berdampak terhadap penggunaan energi dari blockchain Ethereum yang lebih efisien.
Dampak Merge
Proses Merge, yang diperkirakan berlangsung pekan ini, dapat berimbas terhadap adopsi blockchain secara lebih luas. Pada gilirannya, itu berpotensi meningkatkan harga Ethereum, meskipun tidak ada yang pasti di pasar aset kripto.
Ethereum merupakan tulang punggung dari visi generasi terbaru internet Web3. Aset kripto ini mendukung pula kelahiran sejumlah aplikasi, seperti keuangan terdesentralisasi (DeFi) serta NFT.
Investor agaknya antusias terhadap proses pembaruan jaringan Ethereum ini. Sebagai bukti, nilai Ethereum telah naik lebih dari 65 persen sejak akhir Juni. Sedangkan, Bitcoin cenderung tidak bergerak pada periode sama.
“Kami melihat daya tarik (Ethereum) bagi beberapa investor yang mengkhawatirkan konsumsi energi,” kata Doug Schwenk, CEO Digital Asset Research. Namun, dia mewanti-wanti bahwa Ethereum masih jauh di belakang Bitcoin.
Kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini mencapai US$427 miliar, atau dua kali lipat dari market cap Ethereum yang mencapai US$210 miliar.
Tidak sedikit pelaku pasar meyakini Bitcoin masih akan menjadi standar dalam kripto karena pasokannya yang terbatas. Karakter Bitcoin ini juga dianggap sama seperti komoditas emas.
Proyeksi Indodax
CEO Indodax, Oscar Darmawan, memproyeksikan harga Ethereum berpotensi melejit setelah aset kripto itu mengalami pembaruan jaringan atau Merge. Menurutnya, progres nilai Ethereum jika dilihat dalam jangka panjang cukup baik.
Dalam keterangan resmi kepada media, dikutip Senin (12/9), Oscar menjelaskan Merge merupakan transisi jaringan Ethereum dari mekanisme proof-of-work (PoW) ke mekanisme proof-of-stake (POS).
Selama ini Ethereum diperoleh dengan skema PoW melalui cara mining atau penambangan. Mekanisme ini diklaim mengonsumsi energi listrik yang lebih besar. Sebab, alat penambang Ethereum membutuhkan spesifikasi komputer tinggi, serta rig mining yang komplet.
Skema PoW memungkinkan perolehan ETH dengan staking, yakni hanya menggunakan modal internet. Dengan demikian, penggunaan energinya diklaim lebih efisien, sederhana, dan ramah lingkungan.
“Dengan kelebihan proof of stake ini, bisa membuat token Ethereum (ETH) lebih berharga sehingga memiliki potensi harga ETH akan naik setelah proses the Merge selesai, meskipun sejatinya harga aset kripto bergantung pada kondisi pasar,” ujar Oscar.