Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Pusat Data Diproyeksi Akan Makin Rakus Energi Hingga 2035

Ilustrasi pusat data. (Shutterstock/Gorodenkoff)
Ilustrasi pusat data. (Shutterstock/Gorodenkoff)
Intinya sih...
  • Listrik yang dibutuhkan jauh lebih besar ketimbang saat ini.
  • Permintaan energi pusat data akan mencapai 106 gigawatt pada 2035.
  • Perusahaan teknologi besar seperti Amazon dan Alphabet meningkatkan proyeksi belanja modal untuk membangun infrastruktur AI.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Pembangunan pusat data diproyeksi akan terus meningkat dan diperkirakan membutuhkan listrik hampir tiga kali lipat lebih besar hingga 10 tahun ke depan.

Menurut BloombergNEF, pusat data akan menghabiskan 106 gigawatt energi pada 2035. Itu artinya terjadinya peningkatan tajam dari 40 gigawatt pada saat ini.

Sebagian besar pertumbuhan tersebut akan terjadi di daerah pedesaan seiring dengan bertambahnya ukuran fasilitas dan semakin langkanya lokasi di dekat perkotaan.

Saat ini, hanya 10 persen pusat data yang menggunakan lebih dari 50 megawatt listrik. Namun, pada dekade mendatang, rata-rata fasilitas baru akan menggunakan lebih dari 100 megawatt.

Hampir seperempat dari lokasi tersebut akan membutuhkan energi lebih besar dari 500 megawatt, dan beberapa akan melebihi 1 gigawatt.

Pada saat yang sama, tingkat utilisasi untuk semua pusat data diperkirakan akan tumbuh dari 59 persen menjadi 69 persen seiring dengan pertumbuhan pelatihan AI hingga hampir 40 persen dari total komputasi pusat data.

Menurut laporan Tech Crunch, perusahaan-perusahaan AI memang telah berlomba membangun pusat data yang lebih canggih, membantu mendorong investasi global di fasilitas tersebut hingga mencapai US$580 miliar tahun ini.

Jumlah tersebut lebih besar ketimbang yang dunia belanjakan untuk mencari pasokan minyak baru.

Peningkatan ini didorong oleh lonjakan proyek-proyek baru yang telah diumumkan sejak saat itu.

"Dengan rata-rata jangka waktu tujuh tahun untuk proyek-proyek yang akan mulai beroperasi, perkembangan pada tahap-tahap awal paling memengaruhi perkiraan kami," demikian laporan tersebut, dikutip Selasa (2/12).

Proyek-proyek tahap awal telah meningkat lebih dari dua kali lipat antara awal 2024 dan awal 2025, meskipun proyek-proyek tersebut berbeda dari proyek-proyek yang telah berkomitmen atau sedang dalam pembangunan.

Sebagian besar kapasitas baru tersebut sedang direncanakan untuk Virginia, Pennsylvania, Ohio, Illinois, dan New Jersey.

Dalam laporan terpisah, CNBC melaporkan raksasa teknologi menyampaikan pesan konsisten kepada Wall Street bahwa investasi kecerdasan buatan makin besar.

Alphabet, Meta, Microsoft, dan Amazon masing-masing meningkatkan proyeksi belanja modalnya, dan kini secara bersama-sama memperkirakan angka tersebut akan mencapai lebih dari $380 miliar tahun ini.

Perusahaan-perusahaan tersebut berlomba membangun infrastruktur untuk memenuhi permintaan layanan AI yang menurut mereka hampir tak terbatas.

Amazon mengatakan belanja modal tahun ini akan mencapai sekitar US$125 miliar, naik dari proyeksi sebelumnya yang mencapai US$118 miliar.

Alphabet meningkatkan proyeksi belanja modalnya untuk tahun ini menjadi US$91 miliar-93 miliar dari kisaran sebelumnya US$75 miliar-85 miliar.

Sementara itu, Meta juga meningkatkan proyeksi belanja modalnya menjadi US$70 miliar-72 miliar, dari kisaran sebelumnya US$66 miliar-US$72 miliar.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Tech

See More

Pusat Data Diproyeksi Akan Makin Rakus Energi Hingga 2035

02 Des 2025, 11:13 WIBTech