Arsjad Rasjid Luncurkan Private Equity Sriwijaya Capital

Singapore, FORTUNE - Sriwijaya Capital, perusahaan private equity yang berfokus di Asia Tenggara, resmi mengumumkan first close dari penggalangan dana perdananya. Dana ini ditujukan untuk mendukung perusahaan tahap pertumbuhan (growth stage) di Indonesia dan Asia Tenggara. Fokus investasinya pada sektor kesehatan, transisi energi, barang dan jasa konsumen, layanan bisnis, serta industri, di mana Indonesia akan menjadi pasar utama.
“Kami membangun Sriwijaya Capital dengan visi jangka panjang untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang dapat tumbuh menjadi juara regional,” ujar Arsjad Rasjid, Pendiri dan Ketua Sriwijaya Capital, melalui siaran pers (2/10). Ia menambahkan, “Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen kami terhadap Indonesia, sekaligus mencerminkan semangat Indonesia Incorporated, di mana sektor swasta—termasuk investor—bekerja berdampingan dengan pemerintah sebagai dua mesin penggerak kemajuan ekonomi nasional.”
Sementara itu, Hartanto Tjitra, CEO Sriwijaya Capital, menambahkan: “Mandat kami anjan bermitra dengan para pengusaha, memberikan keahlian, sumber daya, dan jaringan untuk membantu mereka berkembang. Kami mengedepankan investasi berbasis nilai, bekerja erat dengan pemilik dan manajemen untuk memperkuat eksekusi serta membangun ketahanan guna mendukung pertumbuhan regional.”
Tim di balik Sriwijaya Capital memiliki pengalaman luas dalam investasi modal pertumbuhan maupun pengendalian, dengan rekam jejak mendukung perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara. Terinspirasi dari kejayaan maritim Kerajaan Sriwijaya, menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara dan menggabungkan standar investasi global dengan pemahaman pasar lokal.

Sriwijaya Capital, Danantara, BlueFive Capital
Pada kesempatan ini, Arsjad Rasjid yang mewakili Sriwijaya Capital bersama Pandu Sjahrir selaku Chief Investment Officer Danantara juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BlueFive Capital asal Abu Dhabi. Aliansi strategis ini bertujuan memperkuat arus modal antara kawasan Teluk dan Asia Tenggara.
Kemitraan ini akan berfokus pada pembangunan koridor investasi South-to-South, yang menghubungkan dana kekayaan negara (sovereign wealth funds), investor institusional, serta family office di kawasan Teluk dengan peluang pertumbuhan di ASEAN. Sriwijaya Capital akan memanfaatkan jejaring perusahaan, bisnis keluarga, perbankan swasta, serta mitra terbatas (limited partners) di Asia Tenggara. Sementara BlueFive akan mengandalkan jaringan globalnya, termasuk akses terhadap modal jangka panjang dari kawasan Teluk, serta hubungan dengan BUMN dan lembaga-lembaga asal Tiongkok.
Pada tahap awal, aliansi ini akan berfokus pada Asia Tenggara dan Timur Tengah, dengan opsi memperluas ke Asia Selatan serta pasar berkembang lainnya. Kedua perusahaan juga tengah menjajaki peluang kerja sama di sektor energi terbarukan dan infrastruktur, ekonomi digital dan fintech, serta kesehatan dan ilmu hayati—dengan Indonesia sebagai pasar jangkar dan titik tolak ekspansi regional.
“MoU ini mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat hubungan investasi lintas batas. Bersama, BlueFive dan Sriwijaya akan menghubungkan modal dan peluang antara Teluk dan Asia Tenggara, dengan fokus pada sektor-sektor berpotensi tinggi yang krusial bagi masa depan,” kata Hazem Ben-Gacem, Pendiri sekaligus CEO BlueFive Capital.
Hartanto Tjitra menambahkan: “Kemitraan ini menghubungkan kawasan Teluk dengan peluang ASEAN, memungkinkan kami bekerja sama dengan investor, mengembangkan perusahaan, dan mendorong pertumbuhan di kedua kawasan. Hal ini juga menegaskan komitmen Sriwijaya terhadap Indonesia dan inisiatif Indonesia Incorporated, di mana sektor swasta dan pemerintah bekerja bersama sebagai mesin ganda pertumbuhan.”
Sriwijaya Capital sendiri baru-baru ini mengumumkan penutupan pertama dana perdananya, yang menargetkan perusahaan tahap pertumbuhan di Asia Tenggara, khususnya di sektor kesehatan, transisi energi, barang dan jasa konsumen, serta layanan bisnis dan industri.