Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Asian Agri dan Apical Dorong Sawit Berkelanjutan 2030 Lewat Kemitraan

Director of Corporate Affairs RGE Palm Business, Johan Kurniawan didampingi Sustainability Manager Asian Agri Leonardo Yapardi, Head of Corporate Communications Asian Agri & Apical Prama Yudha Amdan dan Sustainability Manager Apical Hendra Hosea (kanan) dalam media briefing update progress AsianAgri2030 dan Apical2030.
Director of Corporate Affairs RGE Palm Business, Johan Kurniawan didampingi Sustainability Manager Asian Agri Leonardo Yapardi, Head of Corporate Communications Asian Agri & Apical Prama Yudha Amdan dan Sustainability Manager Apical Hendra Hosea (kanan) dalam media briefing update progress AsianAgri2030 dan Apical2030.
Intinya sih...
  • Asian Agri dan Apical komitmen pada industri sawit berkelanjutan melalui 4 pilar utama.
  • Asian Agri mencapai kemajuan signifikan dalam program AsianAgri2030, termasuk sertifikasi ISPO untuk petani mitra dan pelatihan vokasi serta dukungan UMKM di sekitar wilayah operasionalisasinya.
  • Apical mencatat perkembangan positif dalam program Apical2030, seperti Sustainable Living Villages (SLV) untuk memberdayakan masyarakat.

Jakarta, FORTUNE - Asian Agri dan Apical terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung industri sawit berkelanjutan melalui strategi jangka panjang yang berfokus pada empat pilar utama: kemitraan dengan petani, pertumbuhan inklusif, iklim positif, dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Kedua perusahaan ini telah mencatat kemajuan signifikan dalam implementasi inisiatif AsianAgri2030 dan Apical2030 yang diluncurkan pada 2022.

Director of Corporate Affairs RGE Palm Business, Johan Kurniawan,  menyatakan strategi keberlanjutan yang diterapkan Asian Agri dan Apical sejalan dengan pedoman Pembangunan Berkelanjutan PBB (UNSDGs) serta filosofi usaha RGE.

Menurutnya, industri kelapa sawit memegang peran penting dalam perekonomian nasional, baik dalam kontribusi devisa maupun penyediaan lapangan kerja, terutama bagi petani yang tergabung dalam program kemitraan dan inti-plasma.

“Sebagai produsen dan pengolah minyak sawit, Asian Agri dan Apical beroperasi dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan yang bertanggung jawab, sehingga produk yang dihasilkan mendatangkan kebermanfaatan,” kata dia lewat keterangannya, Sabtu (15/3).

Perkembangan AsianAgri2030

Sebagai bagian dari upaya menuju industri sawit berkelanjutan, Asian Agri telah mencatat kemajuan signifikan dalam dua pilar utama: kemitraan dengan petani dan pertumbuhan inklusif.

Sustainability Manager Asian Agri, Leonardo Yapardi, mengatakan perusahaan menargetkan seluruh petani mitra mendapat sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada 2025.

Hingga 2024, Asian Agri telah membantu 11 Koperasi Unit Desa (KUD) memperoleh sertifikasi ISPO, yang setara dengan 49 persen dari total target.

“Melalui semangat #BermitraLebihBaik, kami mendorong lebih banyak KUD untuk memulai proses sertifikasi, sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang kewajiban ISPO di tahun 2025,” ujar Leonardo.

Dalam Pilar Pertumbuhan Inklusif, Asian Agri telah mencapai 34 persen dari targetnya dengan memberikan pelatihan vokasi kepada lebih dari 1.700 orang serta mendukung pengembangan UMKM di 54 desa dari total 159 desa di sekitar wilayah operasionalisasinya di Sumatra Utara, Riau, dan Jambi.

Melalui program Bag-to-School, Asian Agri juga telah mendistribusikan lebih dari 1.300 paket pendidikan kepada siswa SD, SMP, dan SMA, dengan target mencapai 5.000 siswa.

Apical 2030: memberdayakan petani dan masyarakat

Memasuki tahun ketiga, Apical 2030 mencatat perkembangan positif dalam berbagai programnya.

Dalam pilar kemajuan inklusif, Apical telah menjangkau 12 desa di Aceh Singkil dan 3 desa di Kutai Timur dari target 30 desa dalam program Sustainable Living Villages (SLV) atau Desa Berkelanjutan.

Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat, mengurangi kemiskinan, serta mendorong petani memiliki sumber pendapatan alternatif, seperti budi daya madu Trigona di Aceh Singkil dan kakao di Kutai Timur.

Sustainability Manager Apical, Hendra Hosea, mengatakan melalui program SLV, Apical membantu petani swadaya dalam menerapkan praktik perkebunan sawit yang berkelanjutan.

Salah satu inisiatifnya adalah memberikan pelatihan kepada petani agar memperoleh Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) dan akses fasilitas pengembangan dari pemerintah, yang merupakan dasar menuju sertifikasi ISPO dan RSPO.

Selain itu, Apical juga terus berupaya mendukung 5.000 petani swadaya untuk mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 2030. Melalui program SMILE (Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment) yang diluncurkan pada 2020 bersama Asian Agri dan KAO, perusahaan telah melibatkan 3.489 petani swadaya, dengan 1.373 di antaranya telah memperoleh sertifikasi RSPO.

“Sejauh ini, implementasi Apical2030 masih on target,” kata Hendra.

Secara keseluruhan, Apical 2030 telah mencapai 68 persen dari targetnya, dengan pencapaian utama dalam pilar kemitraan transformatif, yang 93 persen pemasoknya telah memenuhi komitmen NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation).

Dalam pilar aksi iklim, Apical telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 21 persen dari target 50 persen pada 2030. Sementara itu, dalam pilar inovasi hijau, Apical telah merealisasikan 87 persen dari program keberlanjutannya.

 

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us