Bank Jago Kantongi Izin Bank Syariah Digital

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Jago Tbk (ARTO), mengumumkan telah mendapat persetujuan atas pengajuan calon anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) sehubungan dengan izin usaha unit usaha syariah (UUS) perusahaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Persetujuan OJK diberikan melalui Surat bernomor OJK. No.SR.PB.1/2021 pada 2 Agustus 2021.
Sebagai langkah awal, bank yang disokong investor Singapura dan Gojek ini akan meminta persetujuan pemegang saham untuk mengangkat anggota Dewan Pengawas Syariah dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 September mendatang.
"Akhir bulan ini kami RUPSLB untuk mengangkat dewan pengawas syariah, itu salah satu syarat bagi kami untuk operasional UUS kami. Dalam waktu dekat kami akan memulai operasional UUS Bank Jago," kata Direktur Utama Bank Jago, Kharim Indra Gupta Siregar dalam paparan publik, Rabu (8/9).
Mengangkat Dewan Pengawas Syariah
Kharim mengatakan, sebagai upaya pengembangan unit usaha syariah Bank Jago akan mengangkat Dewan Pengawas Syariah saat RUPSLB. Dengan begitu nasabah memiliki pilihan layanan keuangan yang semakin luas.
Kharim menambahkan, unit syariah ini akan menghadirkan layanan yang sama dengan bisnis konvensional dari Bank Jago. Menurutnya, strategi ini ditempuh agar nasabah dapat memilih sesuai dengan preferensi masing-masing.
"Perbankan syariah maupun konvensional menjadi pilihan dari masyarakat, arahan kami adalah memberikan pelayanan sama persis baik konvensional dan syariah. Kami memberikan pilihan mana yang lebih cocok bagi nasabah, yang kami akan lakukan dalam strategi ke depan sama persis dengan konvensional. Kami akan fokus pada fitur yang relevan dan terhubung pada ekosistem digital syariah," kata dia.
Sebagai informasi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa memberikan rekomendasi nama DPS kepada Bank Jago. Pasalnya, DPS diharuskan memiliki latar belakang syariah yang kuat untuk menjaga prinsip produk berjalan sesuai kaidah yang berlaku.
Kolaborasi membangun ekosistem digital
Sepanjang semester I-2021, Bank Jago memperluas kolaborasi dengan ekosistem digital dengan menggandeng banyak pihak. Tercatat Bank Jago telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan peer to peer (P2P) lending, multifinance, ekosistem digital, serta integrasi aplikasi dengan platform investasi Bibit dan super app Gojek.
Lebih lanjut, peningkatan kerja sama dengan Gojek akan mencakup pendataan profil (know your customer/KYC) nasabah, menyediakan pembayaran Kantong Jago untuk merchant GoPay, akses ke fitur tabungan dan kartu Bank Jago di dalam aplikasi Gojek, serta mengelola saldo GoPay melalui aplikasi Bank Jago.
“Kolaborasi mendalam dengan ekosistem menjadi kesempatan bagi Jago untuk memperluas penetrasi pasar sekaligus memberikan pengalaman baru bagi nasabah dalam mengakses layanan bank,” kata Kharim, menambahkan.
Pada 5 Juli 2021 terwujud integrasi aplikasi Jago dengan platform penjual reksa dana Bibit. Bagi Bank Jago, integrasi aplikasi dapat meningkatkan jumlah basis nasabah secara cepat, mengingat pengguna Bibit saat ini telah mencapai lebih dari satu juta nasabah. Langkah Bank Jago kemudian dilanjutkan integrasi dengan aplikasi Gojek pada 22 Juli.
Berbagai kolaborasi dan integrasi akan memberikan manfaat kepada nasabah dan tentu pada akhirnya akan berdampak positif ke kinerja Bank Jago. Adapun wujud kolaborasi dengan fintech lending direalisasikan dalam bentuk kerja sama pembiayaan (partnership lending).
Tak hanya itu, Bank Jago telah menjalin kemitraan dengan Akseleran, BFI Finance, Logisly, Adakami dan beberapa mitra lainnya. Pencapaian ini mengokohkan Bank Jago sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem.
Strategi pengembangan bisnis
Pengembangan bisnis syariah ini akan dilakukan perusahaan dengan menggunakan dana hasil Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (rights issue) tahun ini.
Dalam keterbukaan informasi di BEI, perusahaan menyebutkan bahwa 97 persen dana hasil aksi korporasi akan digunakan salah satunya untuk mengembangkan bisnis keuangan syariah.
Dari sisi kinerja keuangan, ARTO masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 47 miliar pada semester I-2021, turun 8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rugi bersih Rp50,91 miliar.
Sementara itu, seiring beban bunga yang hanya meningkat 46 persen, perseroan mampu membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 423 persen menjadi Rp139 miliar pada semester I tahun ini.
Dari sisi aset, terdapat kenaikan yang signifikan sebesar 491 persen dari Rp1,7 triliun menjadi Rp10 triliun. Adapun ekuitas meningkat 538 persen dari Rp1,3 triliun menjadi Rp8,1 triliun.
Adapun dari sisi perolehan dana pihak ketiga (DPK), mengalami pertumbuhan 326 persen menjadi Rp1,73 triliun per akhir Juni 2021.