BUSINESS

BPOM Serahkan EUA Indovac, Vaksin Covid-19 yang Dibuat Penuh di RI

Produksi IndoVac dari hulu sampai hilir dibuat di Indonesia.

BPOM Serahkan EUA Indovac, Vaksin Covid-19 yang Dibuat Penuh di RIIlustrasi laboratorium produksi vaksin Bio Farma. (dok. Bio Farma)
30 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari vaksin Covid-19 buatan Indonesia, yang dinamakan IndoVac.

Kepala BPOM, Penny K Lukito, mengatakan vaksin ini adalah Vaksin Merah Putih yang pertama diproduksi di Indonesia oleh PT Bio Farma. “Vaksin IndoVac menjadi vaksin Covid-19 pertama yang diproduksi secara lokal dari proses hulu hingga hilir,” ujarnya dalam jumpa pers pemberian UEA pada vaksin Covid-19 dalam negeri, Jumat (30/9).

Menurutnya, vaksin Indovac punya kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2, merupakan vaksin COVID-19 dengan platform rekombinan protein subunit yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, USA.

Sementara, EUA merupakan izin untuk pasokan medis (termasuk vaksin) dan obat-obatan selama keadaan darurat kesehatan masyarakat. BPOM, memegang peranan ini sebagai penjaga gerbang regulasi obat-obatan dan vaksin yang digunakan di dalam negeri. Dengan adanya EUA ini, vaksin Indovac dapat diberikan sebagai vaksinasi primer yang diberikan dalam dua dosis suntikan dengan interval 28 hari, untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas.

Evaluasi yang dilakukan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers terkait vaksin COVID-19 booster atau vaksin lanjutan di Kantor BPOM, Jakarta, Senin (10/1/2022).
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.

Penny mengatakan, untuk mendapatkan EUA, BPOM sudah melakukan evaluasi pada aspek khasiat, keamanan, dan mutu vaksin Indovac. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-19 yang berlaku internasional, serta evaluasi terhadap pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

“Vaksin tersebut juga sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH),” kata Penny.

Pada tahap pertama, Bio Farma berencana memproduksi maksimal 20 juta dosis vaksin seri primer, sebelum dapat ditingkatkan lagi menjadi 40 juta dosis pada 2023 seiring dengan perluasan fasilitas produksi yang dilakukan perusahaan.

Pada tahun 2024, perusahaan dapat meningkatkan volume menjadi 100 juta dosis per tahun, tergantung pada permintaan dan kebutuhan di pasar.

Kemanjuran dan efek samping

Pfizer perusahaan produksi vaksin
ilustrasi vaksin (unsplash.com/Mufid Majnun)

Related Topics