BUSINESS

Kelangkaan Kontainer Turut Hambat Ekspor UMKM

Pandemi Covid-19 dianggap sebagai penyebab awalnya.

Kelangkaan Kontainer Turut Hambat Ekspor UMKMKapal dan kontainer di pelabuhan Surabaya. (Efener.com)
01 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sejak pertengahan 2020, kelangkaan kontainer ekspor terjadi dan menyebabkan tarif logistik naik. Hal ini ikut berpengaruh pada naiknya harga jual komoditas ekspor-impor. Harga yang tinggi pun berpotensi melemahkan daya saing produk Indonesia di pasar dunia. Efek bola salju karena pandemi Covid-19 dianggap menjadi penyebab kelangkaan ini.

Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto, mengatakan kondisi tersebut terjadi akibat permintaan yang lebih tinggi daripada pasokan. "Sebenarnya bukan masalah kelangkaan kontainer saja, tapi juga kurangnya space kapal dan tariff/freight yang naik akibat kekurangan space kapal dan kontainer tadi," ujarnya kepada Fortune Indonesia, Rabu (1/9).

Pandemi sebagai penyebab utama

Sebuah truk melintas di depan peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (22/7/2021). Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyatakan ekspor dan impor Ind
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww

Carmelita menerangkan, kelangkaan kontainer dimulai secara bertahap sejak Tiongkok mulai didera pandemi Covid-19 pada awal 2020. Laden kontainer yang bergerak masuk ke Tiongkok pun utilisasinya mulai melambat karena volume ekspor dari yang menurun akibat karantina wilayah atau lockdown.

“Jumlah kontainer pun terus menumpuk di Tiongkok, namun demand kargo impor masih tetap tinggi, secara bertahap mulai berpengaruh terhadap pasokan kontainer di negara-negara lainnya,” kata Carmelita.

Dalam hematnya, kondisi ini menyebabkan banyak perusahaan pelayaran internasional mengurangi tonnage (kapal) sebagai langkah antisipasi atas pandemi yang menyebabkan banyaknya keterlambatan pada sejumlah pelabuhan utama dunia. “International shipping melakukan blank sailings dan mengurangi armada,” katanya.

Menurut Carmelita, ketika ekonomi Tiongkok mulai membaik, maka ekspor-impor dari dan ke Amerika Serikat pun kembali ramai. Namun, sebelumnya telah terjadi pengurangan ruang kapal.

“Hal ini memperburuk situasi perdagangan global, di mana bukan hanya kelangkaan kontainer, namun juga mulai terjadi kelangkaan space kapal. Kelangkaan space tonnage ini akhirnya mendorong meningkatnya biaya charter kapal dan tariff/freight pun terus bergerak naik,” ujar Carmelita.

Dampak yang terjadi di Indonesia

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (22/7/2021).
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Related Topics