BUSINESS

Luhut Beberkan Rencana RI Miliki Pabrik Petrokimia Terbesar di Dunia

Investasinya US$56 miliar dengan outcome US$67 miliar.

Luhut Beberkan Rencana RI Miliki Pabrik Petrokimia Terbesar di DuniaIlustrasi fasilitas pabrik petrokimia. Shutterstock/Noomcpk
18 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa Indonesia akan memiliki pabrik petrokimia terbesar di dunia. Pabrik itu bakal berdiri di kawasan industri hijau terintegrasi  Kalimantan Utara. 

Kawasan Industri Hijau Terintegrasi di Kaltara ini akan memiliki total investasi US$132 miliar hingga 2029. Khusus untuk pengembangan pabrik petrokimia tersebut, kebutuhan investasinya US$56 miliar. 

“Kita akan memiliki pabrik petrokimia terbesar dan akan membuat outcome-nya US$67 miliar. Sehingga, apa pun nanti yang kita butuhkan dalam produksi ini, semua kita punya,” ujar Luhut dalam Grand Launching Investasi Berkelanjutan BKPM, di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (17/3).

Menurutnya, Indonesia sebelumnya banyak mengimpor bahan baku dari negara lain. Namun, dari pengalaman selama pandemi Covid-19, semakin perlu bagi Indonesia memiliki ketahahan industri dalam negeri serta kemampuan memproduksi bahan baku sendiri. Hal ini dapat terwujud melalui kawasan industri hijau terintegrasi yang sedang dikembangkan di Kalimantan Utara.

“Jadi, kita mengurangi impor kita per hari ini, saya kira sudah hampir lebih dari 40 persen. Dan itu kita terus lanjutkan dengan e-katalog yang akan diluncurkan oleh Presiden pada tanggal 24 Maret,” kata Luhut.

Pemanfaatan e-katalog untuk pengadaan

Ilustrasi e-commerce.
Dok. Shutterstock/mtkang

Selain pabrik petrokimia terbesar di dunia, e-katalog adalah salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada produk-produk luar negeri. Sebagian besar pengadaan barang dan jasa Kementerian/Lembaga (K/L) yang mencapai Rp1.127 triliun akan diarahkan kepada produk dalam negeri.

“Itu berdampak pada pertumbuhan ekonomi kita, sesuai hitungan BPS, mencapai 1,71 persen. Ini tidak pernah kita lihat, angka US$32 miliar bisa investasi tiap tahun di kita, dari kantong kiri kita pindah ke kantong kanan,” ujarnya. 

Potensi besar EBT di Indonesia

Ilustrasi sumber energi terbarukan.
Ilustrasi sumber energi terbarukan. (Pixabay/Seagul)

Related Topics