BUSINESS

GoTo Luncurkan Proyek Samosir Mallatam di Sumatera Utara

Kolaborasi GIF & Changemakers CCE untuk pengelolaan sampah.

GoTo Luncurkan Proyek Samosir Mallatam di Sumatera UtaraPeluncuran Samosir Mallatam/Dok. GoTo Impact Foundation
25 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - GoTo Impact Foundation (GIF) di bawah naungan oleh Grup GoTo, bersama konsorsium changemakers dari Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan proyek percontohan “Samosir Mallatam”. Proyek ini bertujuan untuk mengelola sampah dan mengolah pangan lokal guna memberikan manfaat ekonomi di destinasi wisata Kenegerian Sihotang, Sumatera Utara. 

Chairperson GIF,  Monica Oudang, menyampaikan Kenegerian Sihotang memiliki potensi pariwisata tetapi masih menyimpan tantangan yang mendesak, seperti pengelolaan sampah dan bahan pangan. Hal ini terjadi karena jarak wilayah yang jauh dari kota dan medan jalan yang belum memadai untuk penjemputan sampah. Akibatnya, sampah sebanyak 180 kg/hari yang dihasilkan dari pariwisata saat high season, dibakar secara terbuka atau dibuang ke sungai dan danau. Selain itu, sebanyak 50-70 kg/minggu komoditi lokal pisang singali-ngali siap panen terbuang sia-sia.

"GIF menghadirkan CCE yang menggunakan pendekatan innovation ecosystem sebagai cara baru untuk menjawab permasalahan dan potensi di Kenegerian Sihotang," ujarnya dalam keterangan kepada Fortune Indonesia, dikutip Kamis (25/1).

Selain itu, upaya ini menjadi langkah untuk memobilisasi dan menyatukan para pembuat dampak, pendanaan, wawasan, dan keahlian untuk berinovasi menyelesaikan masalah iklim lebih cepat, berkelanjutan, dan dalam skala besar.

"Pada 2023, CCE bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf) sebagai mitra strategis dalam pengelolaan sampah di kawasan strategis destinasi wisata melalui intervensi Ekonomi Sirkular,” tambah Monica.

Di gelombang kedua yang berlangsung sejak Maret 2023 ini, CCE menggabungkan 50 changemakers (pembawa perubahan), yang terdiri dari organisasi masyarakat sipil yang dekat dengan masalah di lapangan serta startup sebagai pembuat model bisnis sekaligus penyedia teknologi. Para changemakers kemudian masuk ke dalam CCE Lab untuk mendapatkan pengembangan kapasitas dan berkolaborasi membentuk konsorsium untuk menyusun solusi inovatif. Dari 16 solusi yang tercipta, tiga di antaranya terpilih untuk diimplementasikan melalui proyek percontohan.

Wakil Bupati Samosir, Martua Sitanggang, mendukung penuh upaya konsorsium dan GIF dalam menciptakan destinasi wisata yang ramah lingkungan, dan memastikan masyarakat dapat berkembang secara beriringan dengan pariwisata di Kenegerian Sihotang.

"Saya berharap area lain juga bisa turut bergotong royong sehingga lebih banyak destinasi wisata yang bertumbuh, masyarakat yang sejahtera, dan lingkungan yang lestari," ujarnya.

Strategi ekonomi sirkular

Laurence Ricardo P. Simanjorang, perwakilan dari konsorsium penggagas proyek Samosir Mallatam menjelaskan dampak nyata yang dihasilkan. Dalam kurun waktu satu tahun, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, ekonomi kelompok yang terlibat, dan jumlah sampah yang terkelola, serta mengurangi potensi limbah dari bahan pangan melalui tiga solusi utama.

Pertama, pembangunan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) yang terintegrasi. Termasuk pengangkutan, pemilahan, serta pengelolaan sampah anorganik dan residu dari Desa Hariara Pohan, Desa Siparmahan, Desa Sampur Toba, Desa Dolok Raja, serta destinasi pariwisata Bukit Holbung, Air Terjun Efrata, dan Bukit Sibea-bea. 

Kedua, pembangunan Sopo Pangan sebagai tempat pengolahan komoditas pangan lokal yang berpotensi terbuang, seperti pisang singali-ngali, menjadi produk bernilai ekonomi. Dengan demikian, dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat pemilik lahan, mengurangi potensi food loss (susut pangan), serta mendorong agrowisata. 

Ketiga, pendampingan pelatihan untuk memastikan solusi inovatif dapat dijalankan oleh kelompok masyarakat pengelola desa wisata. Mulai dari manajemen hasil pangan, pengelolaan makanan, pelatihan pemasaran, pemasaran digital, keuangan, penyortiran hasil panen, pelatihan operasional TPS3R termasuk penggunaan mesin. 

Hingga 2025, konsorsium Samosir Mallatam menargetkan jumlah sampah anorganik yang diangkut sebesar 80 persen, jumlah sampah terkelola sebesar 100 persen dari total yang diangkut, dan pengurangan potensi susut pangan pisang singali-ngali saat musim panen dengan total sebesar 2 ton. 

Related Topics