BUSINESS

Nielsen: Hanya 26% Pemasar Global Yakin pada Data Audiens

Pemasar perlu meyakini data untuk brand awareness.

Nielsen: Hanya 26% Pemasar Global Yakin pada Data AudiensNielsen rilis Laporan Pemasaran Tahunan 2022/Dok. Nielsen

by Desy Yuliastuti

13 April 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Nielsen (NLSN) merilis Laporan Pemasaran Tahunan 2022, yang menunjukkan bahwa para pemasar memprioritaskan saluran digital terlebih dahulu, tetapi kesulitan untuk mengikuti perubahan perilaku media dari konsumen selama dua tahun terakhir ini. 

Laporan global berjudul "Era Penyelarasan" menggambarkan para pemasar perlu yakin dengan data yang mereka miliki agar dapat fokus pada brand awareness dan akuisisi pelanggan, baik melalui perencanaan dari corong atas (upper-funnel) dan corong bawah (lower-funnel) maupun eksekusi.

Laporan yang disusun berdasarkan survei kepada hampir 2.000 pemasar global antara Desember 2021 dan Januari 2022 ini mengungkap dominansi digital dalam angka belanja iklan dan juga memaparkan kurangnya keyakinan para pemasar pada data di balik keputusan tersebut. 

Dengan semakin besarnya fragmentasi digital, akurasi data laporan pemasar, pengukuran, dan Laba atas Investasi (ROI) menjadi perhatian utama para pemasar. 

"Meskipun 69 persen pemasar percaya data pihak pertama itu esensial untuk strategi dan kampanye mereka, dan 72 persen pemasar percaya mereka memiliki akses ke data berkualitas, hanya 26 persen pemasar global yang sangat yakin dengan data audiens mereka," kata Nielsen dalam laporan, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (13/4).

Menariknya, Laporan Pemasaran Tahunan 2022 mendapati para pemasar di seluruh dunia menghadapi tantangan dan kesuksesan di area yang sama, berikut ini ulasannya.

1. Brand awareness adalah tujuan utama pemasar

Untuk mencapainya, pemilik merek harus meningkatkan serangkaian kanal untuk menjangkau jumlah audiens terbanyak. Hampir dua pertiga (64 persen) responden menyatakan bahwa media sosial adalah kanal berbayar paling efektif, dengan TikTok dan Instagram yang mendominasi pembelanjaan iklan.

Belanja iklan media sosial meningkat 53 persen di seluruh pemasar global, secara signifikan bahkan lebih dari total kenaikan belanja iklan TV dan radio. Selain brand awareness, akuisisi pelanggan adalah tujuan kedua mereka, menunjukkan bahwa para pemasar harus fokus dalam keseluruhan customer journey

2. Peningkatan fragmentasi media mendorong kebutuhan pengukuran holistik

Keyakinan para pemasar dalam mengukur ROI dari seluruh marketing hanya 54 persen. Bila media dan video daring dihilangkan maka keyakinan dalam mengukur ROI di seluruh kanal lain adalah di bawah 50 persen secara global, dan meski hampir setengah dari para pemasar berencana meningkatkan belanja iklan mereka di podcast, tapi keyakinan mereka dalam mengukur ROI dari investasi tersebut adalah 44 persen.