Pandemi Belum Usai, Pelaku Bisnis Tetap Optimistis
65% pebisnis di Indonesia optimistis revenue akan meningkat.
04 October 2021
Jakarta, FORTUNE-Grant Thornton International kembali merilis International Business Report (IBR) terbaru periode semester I-2021 untuk menggambarkan persepsi pelaku bisnis global terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi dalam 12 bulan ke depan, termasuk Indonesia.
Secara global, optimisme ekonomi melanjutkan tren positif dari survei periode sebelumnya. Data terbaru menunjukkan optimisme pelaku bisnis global naik 12 poin setelah sebelumnya juga naik 14 poin di periode semester II-2020. Optimisme ini sekarang berada pada level di atas sebelum pandemi atau kembali ke level seperti periode 2017-2018. Berikut paparan riset selengkapnya.
65 persen pelaku bisnis Indonesia optimistis
Pelaku bisnis Indonesia juga terhitung cukup optimistis selama semester I-2021. Terlihat dengan meningkatnya optimisme akan pertumbuhan bisnis mereka dan juga adanya keinginan dari para pelaku bisnis untuk berinvestasi dalam 6 bulan terakhir. Namun, tetap ada beberapa hal yang masih dikhawatirkan para pelaku bisnis seperti kendala pasokan dan ketidakpastian ekonomi, serta berkurangnya daya beli masyarakat.
Laporan IBR tahun ini juga menyebutkan bahwa 65 persen pelaku bisnis Indonesia optimistis pendapatan (revenue) akan meningkat dalam 12 bulan ke depan. Adapun sebanyak 63 persen pelaku bisnis Indonesia juga yakin bahwa laba (profit) bisnis mereka akan mengalami peningkatan di tahun ini. Level optimisme ini menunjukkan adanya peningkatan dari periode survei sebelumnya yang berada di level 56 persen untuk pendapatan dan 53 persen untuk laba.
Hal menarik terlihat juga dari sektor ketenagakerjaan. Hasil dari laporan IBR semester I-2021 menjabarkan 52 persen pelaku bisnis Indonesia cukup optimistis untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan merekrut karyawan baru dalam 12 bulan ke depan. Hal tersebut menjadikan sektor ketenagakerjaan mengalami peningkatan signifikan selama dua periode berturut-turut.
Kenaikan ekspektasi di sektor ekspor dan investasi
Laporan terbaru International Business Report (IBR) Grant Thornton International juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan untuk ekspektasi pelaku bisnis terkait sektor ekspor dan investasi, baik secara global maupun di Indonesia.
Secara global, 50 persen pelaku bisnis cukup positif untuk mendedikasikan sumber daya mereka untuk membuka pasar baru di luar negeri sebagai bentuk perluasan pasar domestik. Mereka juga optimistis adanya peningkatan jumlah negara tujuan untuk ekspor produk mereka. Angka ini naik hampir dua kali lipat sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung.
Beralih ke dalam negeri, ekspektasi pelaku bisnis Indonesia terhadap sektor ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan rata–rata global meskipun sedikit lebih rendah dari level ekspektasi pada laporan IBR sebelumnya di semester kedua 2020 yang berada di level 50 persen.
Dalam mencari peluang, pelaku bisnis Indonesia semakin fokus untuk meningkatkan jumlah negara tujuan ekspor bisnis mereka dengan 46 persen di antara mereka memperkirakan sektor ini akan tumbuh dalam 12 bulan ke depan.
Dari sektor investasi, dua sub-sektor yang menarik perhatian pelaku bisnis untuk investasi lebih lanjut di antaranya investasi untuk pabrik dan mesin yang tumbuh 10 persen dibanding periode survei sebelumnya ke level 58 persen dan sub-sektor teknologi yang tumbuh 7 persen ke level 66 persen.
Masih perlu berjuang dan beradaptasi
CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengatakan meskipun pelaku bisnis masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19 namun secara umum selama semester awal 2021 para pelaku usaha Indonesia masih memiliki optimisme tinggi akan pertumbuhan ekonomi.
“Hal ini cukup wajar melihat Pemerintah telah mengeluarkan cukup banyak program dan dana untuk memfasilitasi berbagai industri dalam menghadapi krisis karena pandemi,” kata Johanna.
Namun, kata dia, optimisme tersebut juga harus diikuti dengan kemampuan para pelaku usaha untuk beradaptasi secara dinamis. Mengingat perubahan peraturan yang diterapkan pemerintah masih fluktuatif mengikuti perkembangan situasi pandemi di Indonesia. Misalnya, pada peraturan yang berlaku saat PPKM level 4 tentu berbeda dengan peraturan saat PSBB.
“Untuk menjaga optimisme pelaku usaha tetap positif di semester kedua tahun ini, kami juga sepakat diperlukan koordinasi lebih lanjut di lapangan dari pemerintah dan pelaku usaha agar kebijakan yang diambil tepat sasaran terutama untuk sektor usaha yang telah secara patuh mengikuti berbagai protokol kesehatan,” kata Johanna.