BUSINESS

Carrefour Prancis Tarik PepsiCo hingga Lay Imbas Harga Mahal?

Kebijakan ini berlaku di gerai Carrefour di 4 negara.

Carrefour Prancis Tarik PepsiCo hingga Lay Imbas Harga Mahal?Shutterstock/Apostolis Giontzis
05 January 2024

Jakarta, FORTUNE- Perusahaan Ritel, Carrefour mengumumkan kepada pelanggannya di empat negara di Eropa, tidak menjual produk makanan dan minuman, seperti Pepsi, keripik Lay, dan 7up. Hal ini dilakukan karena harga jual produk yang sudah terlalu mahal dan akibat perang harga yang terjadi antara peritel dan perusahaan raksasa makanan global.

Produk-produk tersebut tidak lagi tersedia di rak-rak gerai Carrefour di Perancis, Italia, Spanyol dan Belgia mulai Kamis (4/1) kemarin. "Karena kenaikan harga yang tidak dapat diterima",kata  Juru Bicara Carrefour dilansir dari Reuters.

Langkah Carrefour ini berdampak pada lebih dari 9.000 toko di empat negara, yang berkontribusi dua pertiga dari jejak global Carrefour yang berjumlah 14.348 gerai, menurut laporan tahunan perseroan per 2022.

Pengecer bahan makanan di beberapa negara termasuk Jerman dan Belgia juga telah menghentikan pesanan dari perusahaan barang konsumsi, sebagai taktik negosiasi harga  akibat Inflasi.

“Kami telah berdiskusi dengan Carrefour selama berbulan-bulan dan kami akan terus menjalin itikad baik untuk mencoba memastikan produk kami tersedia,” kata Pepsico dalam sebuah pernyataan.

Beberapa produk PepsiCo, seperti Cheetos dan 7Up tidak tersedia di supermarket Carrefour di distrik mewah ke-16 Paris, Kamis kemarin,  sementara produk lainnya, termasuk Pepsi, masih ada di rak, di samping papan nama.

Pelanggan di supermarket secara luas menyambut baik langkah tersebut. “Ini sama sekali tidak mengejutkan saya,” kata seorang pembelanja Edith Carpentier kepada Reuters. "Saya pikir akan ada banyak produk yang tertinggal di rak karena harganya terlalu mahal, dan semua itu adalah barang yang tidak bisa kita beli."

Hingga kini, PepsiCo belum memberi tanggapan. Perusahaan AS tersebut mengatakan Oktober, berencana menaikkan harga secaraa “moderat” tahun ini karena permintaan tetap meningkat meskipun ada kenaikan harga, sehingga perusahaan tersebut menaikkan perkiraan laba tahun 2023 untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Menekan inflasi

Carrefour merupakan salah satu peritel paling gencar menantang produk konsumen besar dan perusahaan makanan mengenai harga. Tahun lalu, mereka memulai kampanye “penyusutan” dengan memberikan peringatan pada produk-produk yang ukurannya menyusut namun harganya lebih mahal.

Dalam upayanya menurunkan inflasi, pemerintah Perancis telah meminta peritel dan pemasok menyelesaikan negosiasi harga tahunan pada bulan ini, dua bulan lebih cepat dari biasanya.

Perancis merupakan negara yang tidak biasa di Eropa karena negara ini sangat mengatur sektor ritel, memaksa supermarket untuk menegosiasikan harga hanya setahun sekali dengan produsen makanan dan minuman, dalam upaya untuk melindungi industri pertaniannya.

Namun pada putaran perundingan terakhir yang diadakan awal tahun lalu, bersamaan dengan puncak krisis inflasi, menyebabkan kenaikan harga yang sangat tinggi di seluruh pasar, sehingga berdampak pada penurunan omset supermarket dan mendorong mereka untuk menegosiasikan pemangkasan harga kali ini.

“Supermarket Perancis, kita tahu, sangat siap untuk menghapuskan daftar jika mereka tidak menyukai kesepakatan yang mereka dapatkan,” kata James Walton, kepala ekonom di Institute of Grocery Distribution.

“Jelas itu adalah pilihan terakhir, karena tidak ada yang diuntungkan jika barang yang diinginkan masyarakat tidak tersedia di rak.”

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.