BUSINESS

Tesla Catat Rekor Pengiriman Kuartalan Usai Pangkas Harga Jual 

Strategi diskon harga dikhawatirkan dapat menggerus margin.

Tesla Catat Rekor Pengiriman Kuartalan Usai Pangkas Harga Jual Ilustrasi pabrik Tesla. Shutterstock/Michael Vi
03 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc., membukukan rekor pengiriman dan produksi kendaraan secara kuartalan usai menerapkan strategi penurunan harga di tengah ketatnya persaingan dan bayang-bayang prospek suram ekonomi global.  

Melansir Reuters, Tesla mengirimkan 422.875 kendaraan pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ). Sedangkan bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), pengiriman kendaraan tersebut tumbuh 36 persen. Chief Executive Tesla, Elon Musk mengatakan jenama ini dapat mencapai 2 juta pengiriman kendaraan tahun ini, atau tumbuh 52 persen dari tahun lalu.

Investor mengamati pertaruhan Musk bahwa pemangkasan harga akan merangsang penjualan, meskipun mereka khawatir strategi itu akan menggerus margin.

Pada Januari, Tesla memangkas harga secara global sebesar 20 persen, memicu perang harga. Model Y dasar yang dulu dijual seharga US$65.990 turun menjadi US$54.990.

"Jika mereka tidak melakukan pemotongan harga, itu akan menjadi buruk. Saya pikir apa yang dikatakan kepada Anda adalah ekonomi semakin sulit," Gene Munster, Mitra pengelola di Deepwater Asset Management, dikutip dari Reuters."Mereka menunjukkan akselerasi, tetapi tidak berakselerasi ke tingkat yang disarankan Elon."

Musk, yang telah kehilangan target penjualan ambisiusnya untuk Tesla dalam beberapa tahun terakhir, menargetkan pengiriman pada 2023 dapat mencapai 2 juta kendaraan dari 1,3 juta pada 2022 jika tidak ada gangguan eksternal. 

Tesla melampaui estimasi analis yang disurvei oleh Refinitiv dan FactSet. Perkiraan lain menunjukkan Tesla mengalahkan perkiraan Wall Street dengan pengiriman 422.875 kendaraan. Sedangkan, Analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan 421.164 kendaraan akan terkirim.

Tesla mengatakan konsensus lebih dari 20 analis memperkirakan pengiriman 421.500 kendaraan, kata investor Tesla Gary Black dalam sebuah tweet. Konsensusnya "di semua tempat," kata Munster.

Estimasi analis

Tesla mencatat kenaikan 6 persen pada Model 3/Model Y andalannya dalam tiga bulan pertama tahun ini, bila dibandingkan kuartal sebelumnya. Tetapi jumlah pengiriman untuk kendaraan Model X/Model S dengan harga lebih tinggi justru merosot hingga 38 persen. Produsen mobil listrik tersebut juga mencatat total produksi 440.808 kendaraan selama kuartal I 2023. 

Tesla meningkatkan produksi di pabrik-pabrik barunya di Texas dan Berlin, dan ketika produksi China pulih dari pukulan lock-down Covid-19. Pada pabrik di Texas, jenama ini  membangun 4.000 Model Y minggu ini, sementara pada pabriknya yang di Jerman memproduksi 4.000 mobil per minggu.

Strategi pemangkasan harga

Analis Barclays, Dan Levy memperkirakan Tesla mungkin tertekan untuk menurunkan kembali  harga jualnya di saat banyak pembuat mobil mulai memangkas harga diikuti kekhawatiran  pelemahan ekonomi. Kendati begitu, Tesla enggan merespons pertanyaan mengenai strategi pemangkasan harga lebih lanjut. 

Sebelumnya, pemangkasan harga yang dilakukan Tesla di Cina telah memicu perang harga dengan para pesaingnya termasuk BYD dan Xpeng yang juga menurunkan harga untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah melemahnya permintaan.

BYD memimpin pasar dengan menyumbang 41 persen dari pasar mobil energi terbarukan di pasar mobil terbesar dunia itu selama dua bulan pertama tahun ini. Sebaliknya, Tesla memiliki pangsa 8 persen. 

Musk mengingatkan bahwa prospek resesi dan suku bunga tinggi dapat menyebabkan produsen kendaraan listrik menurunkan harga untuk mempertahankan pertumbuhan dengan mengorbankan keuntungan. Pada Januari lalu, Musk mengatakan pemotongan harga berhasil mendongkrak permintaan.

Saham Tesla telah melonjak lebih dari 68 persen tahun ini seiring harapan perusahaan akan memenangkan perang harga–meski lebih rendah dibandingkan pada saat saham perusahaan mencapai puncak pada November 2021.

Related Topics