BUSINESS

Naik Hampir 200 Persen, Laba Kuartal I PLN Tembus Rp16 T

Kenaikan laba ditopang dari pendapatan PLN mencapai Rp115 T.

Naik Hampir 200 Persen, Laba Kuartal I PLN Tembus Rp16 TKantor pusat PLN. (Doc: PLN)
by
22 May 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT PLN (Persero) mencatat kinerja positif dengan laba bersih Rp16,04 triliun pada kuartal I-2023. Berdasarkan laporan keuangan yang diunggah ke laman Bursa Efek Indonesia, Senin (22/5), laba bersih PLN meroket 199,33 persen secara tahunan (year-on-year (yoy), dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp5,35 triliun.

Lonjakan laba perseroan didorong oleh kenaikan pendapatan 19,96 persen secara tahunan menjadi Rp115,07 triliun dibanding kuartal I tahun 2022 sebesar Rp95,92 triliun. Adapun, pendapatan usaha perseroan paling besar dikontribusikan dari penjualan tenaga listrik senilai Rp78,86 triliun, diikuti pendapatan kompensasi yang naik hampir dua kali lipat menjadi Rp18,51 triliun.

Kemudian, pendapatan subsidi listrik pemerintah Rp15,71 triliun, pendapatan lain-lain senilai Rp1,69 triliun, serta penyambungan pelanggan senilai Rp277,75 miliar.

Seiring kenaikan pendapatan, beban usaha perseroan ikut terkerek 18,20 persen secara tahunan menjadi Rp100 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp84,59 triliun.

Beberapa beban usaha perseroan di antaranya termasuk bahan bakar dan pelumas, pembelian tenaga listrik, penyusutan aset tetap, sewa, kepegawaian, dan lain-lain.

Alhasil, laba usaha PLN naik 33,07 persen menjadi Rp15,06 triliun dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp11,32 triliun.

PLN gandeng perusahaan Cina garap EBT

PT PLN (Persero) melakukan kesepakatan bisnis untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Dalam kunjungan bisnis ke Cina, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo melakukan site visit ke perusahaan konstruksi (Engineering, Procurement, Construction/EPC) China Communications Construction Dredging Co., Ltd (CCCC) di Beijing, sekaligus untuk menyepakati kerja sama pengembangan transisi energi di Indonesia.

Kesepakatan yang ditandatangani pada Minggu (21/5) ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan pembangkit EBT di Indonesia.

Saat ini perusahaannya sedang mempercepat pembangunan pembangkit EBT, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Pumped Storage di Indonesia.

Dengan menggandeng CCCC, yang merupakan perusahaan konstruksi terbesar di Cina diharapkan bisa mempercepat proses transisi energi dari energi fosil menuju EBT guna mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

"Kerja sama yang telah terbangun antara PLN dan CCCC diharapkan bisa mempercepat pembangunan pembangkit EBT. Dengan demikian, Indonesia akan semakin mempercepat proses transisi energi," ujar Darmawan.

Dengan berbagai pengalaman CCCC, PLN bisa menyerap ilmu  dari perusahaan tersebut serta berdiskusi hingga berkolaborasi dalam pembangunan infrastruktur EBT, Liquid Natural Gas (LNG) dan terminal untuk gasifikasi .

CCCC merupakan perusahaan yang telah terlibat dalam banyak proyek besar di Cina dan luar negeri. Beberapa proyek terbesarnya termasuk pembangunan jembatan Teluk Hangzhou, pelabuhan terbesar di dunia yang berlokasi di Shanghai, serta pembangunan Bendungan Tiga Ngarai di Cina.


 

Related Topics