BUSINESS

Bangun Sirkuit di Bintan, IMI Tarik Investasi Rp6 Triliun Tahun Depan

Ground breaking diperkirakan Januari 2022.

Bangun Sirkuit di Bintan, IMI Tarik Investasi Rp6 Triliun Tahun DepanKetua Umum IMI Bambang Soesatyo memberikan pemaparan saat konferensi pers terkait kesiapan perhelatan Jakarta E-Prix 2022 di Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak.
17 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua MPR yang juga merupakan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengatakan akan ada investasi Rp6-7 triliun untuk pembangunan sirkuit Formula 1 di Bintan, Kepulauan Riau, tahun depan. Jika tak ada aral melintang peletakan batu pertama pembangunan sirkuit tersebut bakal dilakukan IMI pada Januari 2022.  

"IMI kalau saya katakan tahun setidaknya pasti akan mendatangkan investor Rp6-7 triliun. Kita membangun sirkuit di Bintan. Ground breakingnya kalau enggak salah Januari, paling lambat Februari," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta Pusat, Jumat (17/12).

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu juga mengatakan bahwa pembangunan sirkuit akan dilakukan di wilayah lain seperti Tanjung Lesung, Bali dan Siantar. "Lalu ada di Sentul, itu penanaman modal dalam negeri, ada dari Pak Gubernur karena akan dirombak sedemikian rupa menjadi seperti di Mandalika," terangnya.

Sebelumnya, Bamsoet juga berharap Sentul International Circuit, Bogor,  dapat menggelar MotoGP dan Formula 1. Pasalnya sirkuit tersebut ini memang pernah digunakan untuk menggelar Grand Prix, tepatnya pada 1996 dan 1997.

Event Internasional

Tak hanya pembangunan sirkuit, IMI juga telah menyiapkan enam sampai delapan event internasional yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah penyelenggaraan MotoGP, Formula E, serta Asia Pacific Rally Championship di Medan.

Rata-rata kegiatan internasional tersebut, menurut Bamsoet, akan ditonton oleh lebih dari satu miliar orang dan meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia.

"Kalau kami contoh kemarin di World Superbike, itu setidak-tidaknya kita ditonton 1,6 miliar kemudian diliput oleh 80 televisi internasional. Yang penting pertama adalah meningkatkan kepercayaan Indonesia aman, baik keamanan maupun kesehatan. Juga sebagai promosi pariwisata," terangnya.

Padahal, tutur Bamseot, World Superbike bukan tonton kelas paling atas roda dua, melainkan MotoGP. "Baru segitu saja pertumbuhan ekonomi Lombok 5 persen dalam seminggu. Imbasnya sampai ke Bali, penerbangan, hotel restoran souvenir masyarakat habis semua. MotoGP bulan Maret 3 kali lipat dari World Superbike," imbuhnya.

Demikian pula dengan ajang Formula E yang akan dilaksanakan 4 Juni di mana salah satu tempat yang akan jadi opsi penyelenggaraan adalah Ancol Jakarta Utara. Ajang tersebut diharapkan bisa memberi rangsangan ekonomi ibukota dan kemudian menjadi amunisi untuk menarik wisatawan internasional.

"Sekaligus campaign kami sudah bicara dengan Presiden, percepatan migrasi ke listrik. Jadi kita punya kewajiban bersama mendorong perekonomian masyarakat agar bisa mempercepat recovery di Indonesia," tandasnya.

Related Topics