Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
PHJB.jpg
PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) mempercepat penambahan armda kapal pasca IPO.

Intinya sih...

  • PJHB mempercepat eksekusi bisnis pasca-IPO dengan pembangunan armada baru untuk ekspansi di sektor logistik laut nasional.

  • Proyeksi laba bersih PJHB melonjak lebih dari 50% pada 2026, dengan tiga kapal LCT baru yang didanai dari belanja modal IPO.

  • Kapal berkapasitas 2.500 DWT ini didesain untuk menjawab peningkatan permintaan jasa transportasi alat berat, kontainer, dan mesin industri di sektor pertambangan, migas, konstruksi hingga perkebunan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE— PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) mempercepat eksekusi bisnisnya pasca-IPO. Emiten pelayaran ini memulai pembangunan armada barunya melalui proses keel laying (peletakan lunas) kapal LCT Cipta Jaya Harapan 99 di Samarinda, Kalimantan Timur—guna mempercepat ekspansi PJHB di sektor logistik laut nasional.

Melalui langkah ini, manajemen memproyeksikan laba bersih melonjak lebih dari 50 persen pada 2026. Adapun, langkah ini merupakan pembangunan pertama dari tiga kapal LCT baru yang seluruhnya didanai dari belanja modal IPO senilai Rp158,4 miliar.

Ketiga kapal berkapasitas 2.500 DWT ini didesain untuk menjawab peningkatan permintaan jasa transportasi alat berat, kontainer, dan mesin industri di sektor pertambangan, migas, konstruksi hingga perkebunan—segmen yang mengalami pertumbuhan eksponensial dalam 2 tahun terakhir.

Seluruh kapal dibangun dengan desain double bottom dan disiapkan untuk meraih klasifikasi tertinggi BKI A100, memperkuat posisi PJHB sebagai operator LCT berkualitas premium.

“Kami memanfaatkan waktu dengan optimal. Setelah IPO, langsung bergerak. Ekspansi ini adalah fondasi peningkatan pendapatan dan kapasitas layanan kami di 2025 dan seterusnya,” kata Direktur Utama PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk, Go Sioe Bie (Abie), dalam keterangannya, Rabu (10/12).

Dalam beberapa bulan terakhir, permintaan kapal LCT dari sektor industri meningkat signifikan. PJHB bahkan telah memenangkan tender di BP Tangguh, sekaligus menambah daftar klien strategis perusahaan.

Kedekatan geografis dan jejaring pemegang saham utama, memperkuat konektivitas PJHB dengan pusat kegiatan pertambangan dan energi, termasuk ekosistem bisnis milik konglomerat Prajogo Pangestu, yakni Petrosea, yang juga merupakan salah satu klien PJHB.

Sektor pelayaran menjadi primadona baru di pasar modal Indonesia, ditopang oleh kebutuhan logistik proyek hilirisasi, peningkatan permintaan alat berat, serta booming komoditas.

Sejak IPO pada 6 November, saham PJHB mencatat kenaikan dari Rp330 menjadi Rp615. “Dengan ekspansi tiga kapal baru dan kontrak industri yang terus bertambah, kami menargetkan kinerja perusahaan dapat tumbuh lebih dari 50 persen pada 2026. Fundamentalnya sudah terbentuk sejak tahun ini, dan kapasitas baru akan mulai berdampak penuh tahun depan,” ujar Abie.

“Penambahan tiga kapal sekaligus akan membawa dampak langsung ke kapasitas dan revenue PJHB. Oleh karenanya, perusahaan ingin memastikan momentum pasca-IPO benar-benar dirasakan investor,” ujarnya menambahkan.

Menurutnya, dengan melakukan percepatan pembangunan armada, PJHB ini menciptakan kepercayaan investor, visibilitas pertumbuhan pendapatan, serta ekspansi selama kurun waktu 2025–2027. Hal ini mendorong persepsi pasar bahwa PJHB adalah salah satu emiten pelayaran paling agresif dan terukur dalam memanfaatkan dana IPO.

Melalui tiga kapal dibangun secara paralel, PJHB memproyeksikan peningkatan kapasitas angkut dan pendapatan signifikan mulai 2025. Kombinasi kontrak strategis, permintaan sektor industri, dan pipeline ekspansi menjadikan PJHB berada pada jalur pertumbuhan yang solid.

“Kami percaya ekspansi armada ini akan menjadi motor pertumbuhan jangka panjang dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham,” tutup Abie.

Editorial Team

EditorEkarina .