Grup Harita (CITA) Suntik Lagi Rp237 Miliar ke Smelter Aluminium Adaro di Kaltara

- Entitas grup Harita menggelontorkan investasi Rp237 miliar ke proyek smelter aluminium milik grup Adaro.
- Perseroan mengambil 237.039 saham dari total 1,89 juta saham baru yang diterbitkan KAI.
- Proyek smelter aluminium KAI ditargetkan beroperasi penuh pada kuartal III-2025.
Jakarta, FORTUNE - Langkah strategis grup Harita memperkuat posisinya pada industri hilirisasi mineral semakin konkret. Melalui entitas usahanya, PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA), perseroan kembali menyuntikkan modal senilai Rp237,03 miliar (setara US$14,55 juta) ke proyek smelter aluminium raksasa milik grup Adaro, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).
Suntikan dana segar ini merupakan bagian dari komitmen CITA mendukung percepatan proyek smelter yang berlokasi di Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), di Kalimantan Utara, dan ditargetkan beroperasi penuh pada kuartal III-2025.
Direktur CITA, Yusak Lumba Pardede, menjelaskan bahwa perseroan mengambil 237.039 saham dari total 1,89 juta saham baru yang diterbitkan KAI dalam aksi korporasi senilai total Rp1,89 triliun.
“Saham baru tersebut telah diambil alih oleh perseroan dengan total nominal Rp237,03 miliar,” kata Yusak dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (3/9).
Usai transaksi, kepemilikan CITA di KAI kini resmi mencapai 12,5 persen dengan total nilai investasi Rp926,43 miliar. Sementara itu, pemegang saham mayoritas tetap PT Alamtri Indo Aluminium (milik Grup Adaro) dengan porsi 65 persen, dan Aumay Mining Pte. Ltd. menggenggam 22,5 persen.
Manajemen CITA menegaskan, total setoran modal perseroan ke KAI kini telah mencapai Rp419,25 miliar, atau setara 5,5 persen dari ekuitas CITA per 31 Desember 2024 yang tercatat sebesar Rp7,62 triliun.
Proyek smelter KAI merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan melalui anak usaha PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR). Fasilitas ini diproyeksikan memiliki kapasitas produksi awal 500.000 ton per tahun, dengan target kapasitas penuh mencapai 1,5 juta ton per tahun untuk menekan impor aluminium nasional.
Pendanaan proyek ini juga didukung penuh oleh induk usahanya. Pada Juli 2025, ADMR telah menyiapkan alokasi modal hingga Rp4,91 triliun untuk KAI. Sebagai tahap awal, ADMR melalui entitasnya telah menyetor Rp947,49 miliar.
Transaksi penyertaan modal ini dikategorikan sebagai transaksi afiliasi, tapi nilainya tidak tergolong transaksi material karena masih di bawah 20 persen dari total ekuitas ADMR.