Apa Itu TKDN? Ini Arti, Kepanjangan, Tujuan, dan Perhitungannya
Mengetahui arti, kepanjangan, tujuan, dan perhitungan TKDN
Fortune Recap
- Istilah TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sering terdengar di sektor industri, ekonomi, dan teknologi Indonesia.
- Perkembangan pesat teknologi, industri, dan ekonomi Indonesia saat ini tidak lepas dari kebijakan TKDN.
- Kebijakan TKDN mendukung kemandirian serta penguatan sektor industri domestik di Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - Istilah TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sudah sering terdengar di sektor industri, ekonomi, dan teknologi Indonesia. Namun, apakah Anda tahu benar apa itu TKDN?
Perkembangan pesat teknologi, industri, dan ekonomi Indonesia saat ini tidak lepas dari kebijakan yang mendukung kemandirian serta penguatan sektor industri domestik. Salah satunya ialah dengan menerapkan kebijakan TKDN atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai TKDN yang perlu Anda ketahui.
Arti dan Kepanjangan TKDN
TKDN atau kepanjangan dari Tingkat Kandungan Dalam Negeri, merujuk pada persentase bahan baku atau komponen yang berasal dari Indonesia pada barang, jasa, serta barang dan jasa.
Tujuan TKDN adalah untuk mengukur sejauh mana produk yang dihasilkan mengandung unsur-unsur buatan dalam negeri, baik dalam bentuk bahan baku, komponen, maupun proses produksi.
TKDN digunakan oleh pemerintah untuk menilai kemampuan produk dalam negeri dalam menggantikan produk impor dan mendorong pemanfaatan sumber daya lokal. Kebijakan ini diterapkan di berbagai sektor, seperti manufaktur, infrastruktur, dan teknologi.
Tujuan dan Manfaat TKDN
Penerapan TKDN memberikan sejumlah manfaat bagi pemerintah maupun masyarakat. Secara umum, TKDN bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada barang impor serta meningkatkan daya saing produk lokal. Berikut adalah lima manfaat utama dari penerapan TKDN:
1. Penciptaan Lapangan Kerja
Penerapan TKDN dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang pada gilirannya membantu mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Dengan mendukung produk domestik, kebutuhan tenaga kerja lokal meningkat.
2. Penghematan Devisa Negara
Dengan mengurangi ketergantungan pada impor, TKDN dapat menghemat devisa negara. Peningkatan konsumsi barang lokal akan memperkuat sektor domestik dan mengurangi pengeluaran untuk produk asing.
3. Peningkatan Pemasukan Pajak Penghasilan (PPh)
Optimalisasi TKDN berpotensi meningkatkan penerimaan pajak, terutama Pajak Penghasilan (PPh) seiring meningkatnya produksi barang lokal dan pengembangan sektor terkait.
4. Dukungan terhadap Ekonomi Domestik
Dengan diterapkannya TKDN, berbagai aspek ekonomi dan sosial akan berkembang, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
5. Meningkatkan Kebanggaan terhadap Produk Lokal
TKDN membantu meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kualitas produk dalam negeri, mendorong persaingan sehat dengan produk impor, dan meningkatkan kualitas produk lokal.
Perhitungan TKDN
Terdapat tiga jenis komponen yang digunakan untuk menghitung TKDN, masing-masing untuk barang, jasa, dan gabungan barang serta jasa. Berikut penjelasan mengenai cara perhitungan TKDN:
1. Perhitungan Komponen Dalam Negeri untuk Barang
TKDN untuk barang dihitung berdasarkan bahan baku, kewarganegaraan tenaga kerja, dan asal negara dari alat kerja yang digunakan dalam proses produksi.
2. Perhitungan Komponen Dalam Negeri untuk Jasa
Perhitungan untuk jasa mencakup kewarganegaraan tenaga kerja, penggunaan alat, fasilitas kerja, serta jasa umum yang terlibat dalam penyediaan layanan.
3. Perhitungan Komponen Dalam Negeri untuk Barang dan Jasa
Perhitungan ini menggabungkan kedua metode sebelumnya, mencakup bahan baku, peralatan, tenaga kerja, jasa umum, serta fasilitas kerja. Semakin banyak elemen dalam negeri yang terlibat, semakin tinggi nilai TKDN produk tersebut.
Sektor-Sektor Utama dalam Penetapan TKDN
Beberapa sektor ditetapkan sebagai prioritas dalam penerapan TKDN untuk mendukung penguatan industri domestik. Berikut adalah beberapa sektor yang menjadi fokus utama pemerintah:
- Industri alat kesehatan: lebih dari 60 persen
- Industri alat dan mesin pertanian: lebih dari 43 persen
- Industri peralatan minyak dan gas: 24–40 persen
- Industri kelistrikan nasional: lebih dari 40 persen
- Industri pembangkit listrik: 30–70 persen
- Industri gardu induk: 17–65 persen
Dengan meningkatnya TKDN, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor, meningkatkan inovasi teknologi lokal, serta menciptakan lapangan pekerjaan.
Penerapan TKDN menjadi langkah penting dalam memperkuat kemandirian dan pertumbuhan industri Indonesia ke depan.