Jakarta, FORTUNE - Ketentuan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) berbasis emisi mengerek penjualan sedan Mercedes di dalam negeri. Pasalnya, kata Deputy Director Sales Operations Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MDBI), Kariyanto Hardjosoemarto rata-rata mesin mobil sedan asal Jerman itu beremisi rendah. Tipe sedan AMG A 354 misalnya, hanya memproduksi emisi karbondioksida (CO2) sebesar 175 gram per km. Kemudian, sedan AMG E 300 sebesar 159 gram per km.
"Untuk sedan, mungkin akan dirasakan dampak PPnBM-nya harganya bisa turun karena emisi gas buangnya rendah," ujarnya di kawasan Borobudur, Magelang, Kamis (1/12).
Meski demikian, menurut Kariyanto, secara keseluruhan penjualan MBDI tahun ini meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, angka kasus positif Covid-19 mulai menurun. Ini menjadi momentum bagi kelas menengah atas untuk kembali membelanjakan uangnya.
Per Oktober lalu saja, MDBI mencatat penjualan yang tumbuh hingga 29 persen. "Kami berharap tetapep sampai akhir tahun bisa double digit ya. Oktober kan udah growth 29 persen, tentu kami berharap sampai akhir tahun ya bertahan pada kisaran angka segitu, bahkan bisa lebih lagi lah, kalau memungkinkan," jelasnya.
MDBI sendiri melakukan terobosan dengan meluncurkan 10 produk baru di tahun ini. Banyaknya produk baru dikeluarkan lantaran Mercedes melakukan penundaan di awal terjadinya pandemi. Oleh karena itu, kata dia, di masa pandemi ini pihaknya juga tetap menjaga kedekatan dengan para konsumen, termasuk juga memberi layanan purnajual terbaik bagi pemilik mobil Mercedes-Benz di Tanah Air.
“Itu yang kami lihat bahwa orang itu sebenarnya daya belinya masih ada hanya menunda pembelian tetapi begitu ada produk baru yang mereka suka sebenarnya masih bisa beli sehingga itulah kenapa kami trigger dengan meluncurkan 10 produk itu karena kami melihat bahwa produk baru itu merupakan salah satu strategi utama untuk misalnya bertahan/survive mengejar di tengah kondisi pandemi," tandasnya