JV Chandra Asri-Glencore Gandeng Aether, Bangun Pabrik Avtur Hijau

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan kongsi Grup Chandra Asri dan Glencore, Aster, bekerja sama dengan Aether Fuels (Aether) untuk membangun fasilitas produksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) atau avtur hijau. Lokasinya di kompleks petrokimia Chandra Asri di Pulau Bukom, Singapura.
Pembangunan proyek itu diperkirakan akan dimulai pada 2026, lalu beroperasi secara komersial pada 2028. Nantinya, fasilitas itu akan memanfaatkan teknologi Aurora Aether Fuels. Pabrik itu didesain untuk memproduksi hingga 50 barel bahan bakar per hari atau 2.000 ton bahan bakar per tahun.
"Dengan menggabungkan teknologi Aether dengan keahlian fasilitas Bukom, kami menunjukkan bagaimana kemitraan antara para pemimpin industri yang mapan dan inovator gesit dapat mempercepat pengenalan solusi disruptif dalam skala komersial," kata CEO Grup Aster, Erwin Ciputra dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/11).
Fasilitas produksi itu akan mengubah gas buang industri dan biometana menjadi SAF bersertifikat CORSIA, yang diklaim akan menekan emisi gas rumah kaca lebih dari 70 persen dibandingkan bahan bakar jet konvensional.
Bahan baku dalam proyek itu adalah berbagai karbon limbah. Meskipun pemrosesan HEFA (ester dan asam lemak yang diolah secara hidro) memicu gelombang pertama produksi SAF, keterbatasan bahan baku (seperti kurangnya pasokan minyak goreng bekas) menjad tantangan untuk memenuhi permintaan di masa mendatang.
Untuk itu, teknologi Aurora digunakan. Itu dapat mengubah macam-macam bahan baku karbon limbah yang melimpah menjadi bahan bakar dengan hasil tinggi dan modal rendah.
Pendiri dan CEO Aether Fuels, Conor Madigan, mengatakan, Singapura menjadi lokasi yang tepat untuk mendirikan fasilitas terobosan tersebut. "Kami menyambut lebih banyak perusahaan untuk bermitra dengan kami dalam memajukan solusi berkelanjutan dan teknologi rendah karbon," katanya.
Sebagai konteks, Aether Fuels adala perusahaan teknologi iklim yang didirikan pada 2022. Perusahaan itu memiliki kantor di Amerika Serikat (AS) dan Singapura.
Sementara itu, Aster merupakan penyedia solusi infrastruktur, energi, dan petrokimia dengan total aset berupa kilang dengan kapasitas lebih dari 300.000 barel per hari yang sedang menjalani proses peremajaan. Perusahaan juga memiliki cracker nafta berkapasitas 1,1 juta metrik ton di Pulau Bukom; aset kimia hilir berkapasitas 2,5 juta metrik ton di Pulau Jurong; dan cracker nafta berkapasitas 0,9 juta metrik ton di Cilegon, Indonesia.
















