Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

LinkedIn dan Bursa Kerja di Era Kecerdasan Buatan

Chief Economic Opportunity Officer LinkedIn, Aneesh Raman di Talent Connect Asia 2025

Singapore, FORTUNE – Adopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah menjadi kewajaran di berbagai industri. Laporan terbaru LinkedIn, sebanyak 94% eksekutif di kawasan Asia Pasifik tercatat menjadikan AI sebagai prioritas strategis pada tahun 2025.

AI di masa kini memang tak lagi bisa dihindari, termasuk pada divisi pengembangan sumber daya manusia. “Pertanyaannya adalah bagaimana kita menavigasi pesatnya perkembangan AI, dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana kita menyiapkan sumber daya manusia,” kata Feon Ang, Managing Director LinkedIn Asia Pasifik dalam Talent Connect Asia 2025, (25/2).

Menurut survei LinkedIn, lebih dari 70 persen pemimpin tim HR percaya bahwa aplikasi berbasis AI dapat mempercepat dan mempermudah proses perekrutan. Teknologi ini akan mengubah praktik perekrutan masa lalu, di mana praktisi HR akan menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari hanya untuk menyaring lamaran kerja yang masuk.

“Bayangkan jika waktu itu bisa dialokasikan untuk hal-hal yang benar-benar berarti, seperti mengembangkan kreativitas, mengambil langkah strategis, dan membangun kebersamaan dalam tim,” kata Feon.

Hiring Assistant terbaru LinkedIn dirancang untuk mengurangi tugas-tugas yang menyita waktu, seperti memposting lowongan dan melakukan pencarian berulang untuk posisi yang sama. Teknologi AI yang dipadukan dengan insight unik dari LinkedIn membantu perekrut menemukan kandidat berdasarkan keterampilan mereka, bukan hanya berdasarkan faktor tradisional seperti riwayat pekerjaan atau pendidikan.

Di antara pengguna aplikasi ini adalah produsen rokok Gudang Garam. HR Information System Manager PT Gudang Garam Tbk, Willy Nirwana menyatakan bahwa LinkedIn membantunya dalam perekrutan di level manajerial. Di mana, Perusahaan akan memasukkan lowongan yang tersedia, serta kualifikasi yang dibutuhkan. LinkedIn kemudian akan mengusulkan kandidat dalam bentuk shortlist berdasarkan basis data di aplikasi.

Tak hanya itu, setelah tim HR memberi lampu hijau, LinkedIn akan mengirimkan pesan dan membuat janji temu dengan para kandidat. “Benar-benar membantu, karena kami jadi bisa lebih fokus dengan tugas-tugas lain, termasuk wawancara langsung dengan kandidat. Dan rekomendasi LinkedIn sejauh ini juga bagus,” ujarnya.

Dr Ayesha Khanna in Talent Connect Asia 2025

Meningkatkan kemampuan pengguna

Tak hanya dari sisi Perusahaan, pencari kerja pun kini banyak menggunakan AI untuk membuat resume. Ada begitu banyak aplikasi di internet untuk membuat template CV, misalnya, yang sesuai dengan Applicant Tracking System (ATS).

Selain itu, tak jarang juga pencari kerja yang sengaja melebih-lebihkan kemampuan di profil LinkedIn. Semua dilakukan demi mendapatkan pekerjaan.

Bagaimana Feon menanggapi fenomena dengan santai. “Bukankah dulu juga semua orang dapat menulis apapun di CV mereka?” ujarnya. Menurutnya, teknologi dan jejaring yang terbentuk saat ini justru memudahkan verifikasi. “Karena semua bisa melihat profil kandidat tersebut, di mana ia bekerja, siapa saja koleganya dan apakah mereka memberikan referensi.”

Menurut salah satu peraih penghargaan Fortune Asia Most Powerful Women 2024 ini, AI umumnya banyak berperan pada tahapan awal perekrutan. Kemudian, interaksi manusiasi akan banyak terjadi pada tahapan lanjut, termasuk saat wawancara. “Saya tidak bisa membayangkan mesin akan mengambil keputusan akhir. Tentu saja ini bagian manusia,”  ujarnya.

Tak hanya berguna dalam proses perekrutan, LinkedIn juga memperkaya aplikasinya dengan berbagai fitur pelatihan.  Tahun lalu, LinkedIn meluncurkan AI-Powered Coaching di LinkedIn Learning yang memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi secara real time untuk membantu para profesional mengembangkan diri.

Tedi Bharata, Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN menyatakan, “BUMN memilih bermitra dengan LinkedIn untuk meningkatkan keterampilan BUMN dalam skala besar, karena platform ini dapat menyediakan berbagai topik dan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan keterampilan di semua klaster.”

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us