BUSINESS

Dikabarkan Bakal Lepas Saham Pangkalan Data, Ini Respons Indosat

Indosat sedang mencari partner strategis bisnis tersebut.

Dikabarkan Bakal Lepas Saham Pangkalan Data, Ini Respons IndosatShutterstock/Hendrick Wu
05 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Indosat Tbk akhirnya merespons kabar yang menyebut bahwa perseroan tengah berencana menjual saham bisnis pangkalan data (data center). Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi tersebut akhir-akhir ini memang banyak melakukan aksi korporasi.

Sekretaris Perusahaan Indosat, Billy Nikolas Simanjuntak, dalam keterangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan perusahaan saat ini sedang mencari mitra strategis dalam bidang layanan pangkalan data.

“Hal ini diharapkan ke depannya akan akan meningkatkan kepuasan pelanggan perseroan,” kata Billy, seperti dikutip pada Jumat (5/11).

Sebagaimana diwartakan Bloomberg pada Selasa (26/10), Indosat dikabarkan akan menjual bisnis pangkalan datanya ke sebuah perusahaan dari Hong Kong. Menurut sumber Bloomberg,  rencana ini masih dalam pembahasan maupun pertimbangan dari kedua belah pihak.

Billy mengatakan, sampai dengan periode keterangan tersebut, perusahaan tidak memiliki informasi lebih lanjut yang dapat diungkapkan sehubungan dengan rencana kerja sama tersebut. “Perseroan tidak memiliki informasi fakta/kejadian penting lainnya yang material yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” katanya.

Melepas saham mayoritas

Berdasarkan pemberitaan Bloomberg, Indosat disebut-sebut akan melepas 75 persen sahamnya kepada perusahaan penawar di Hong Kong, yakni Big Data Exchange (BDx). Nilai transaksi saham tersebut diperkirakan mencapai US$200 juta sampai US$250 juta (sekitar Rp2,9 sampai Rp3,6 triliun). Namun, Indosat masih akan mempertahankan saham minoritasnya.

Sumber yang mengetahui masalah itu kepada Bloomberg mengatakan langkah ini juga sebagai respons atas peningkatan permintaan layanan pusat data. Indosat dilaporkan dalam proses mencari “mitra strategis untuk memperkuat layanannya”.

Pertimbangan menjual bisnis pangkalan data juga sebagai upaya di tengah konsolidasi industri, kata sumber yang sama. Hal ini yang kemudian memancing minat dari investor infrastruktur dan telekomunikasi.

Mengutip keterangan di situs resmi perusahaan, Indosat saat ini memiliki tiga fasilitas data center di Jakarta (700 meter persegi), Techno Park Tangerang (2.200 meter persegi), dan Jatiluhur (2.200 meter persegi).

Deretan aksi korporasi

Sepanjang tahun ini, emiten berkode ISAT tersebut juga banyak melakukan aksi korporasi. Pada Kamis (16/9) perusahaan mengumumkan akan melakukan penggabungan usaha atau merger dengan Tri Indonesia dengan nilai transaksi Rp87 triliun. Setelah merger, perusahaan akan bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.

Chief Operating Officer (COO) Indosat, Vikram Sinha, Kamis (29/10) mengatakan merger tersebut masih harus menunggu izin dari pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika selaku regulator telekomunikasi.

Indosat juga mengumumkan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Cisco. Kerja sama ini untuk mengembangkan solusi konektivitas next generation termasuk layanan komersial 5G.  

Cisco akan membantu Indosat dalam membuka potensi komersial dari bisnis konektivitas. Di saat sama, kemitraan ini memungkinkan Indosat memperkuat jaringan seluler dan fiber optic untuk layanan 5G. Penguatan jaringan juga memungkinkan Indosat Ooredoo menghadirkan sejumlah fasilitas, seperti layanan teknologi low-latencymanaged Wi-Fi, dan managed SD-WAN.

“Kami percaya kemitraan strategis ini akan berperan penting dalam mendukung Pemerintah mempercepat transformasi digital di Indonesia,” kata Ahmad Al-Neama, President Director and CEO Indosat Ooredoo dalam keterangan pers, Rabu (3/11).

Laporan keuangan terakhir Indosat menunjukkan, pada kuartal ketiga tahun ini, perusahaan sanggup meraih laba sebesar Rp5,8 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik dari rugi Rp457,5 miliar pada periode sama 2020.

Related Topics