BUSINESS

Efisiensi Bisnis, Unilever Global Bakal PHK 1.500 Pekerja

Perseroan bakal fokus pada lima lini bisnis utama.

Efisiensi Bisnis, Unilever Global Bakal PHK 1.500 PekerjaGedung kantor pusat Unilever di Rotterdam, Belanda. Shutterstock/Dmitry Rukhlenko
27 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Unilever global mengumumkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya. Keputusan tersebut demi merampingkan bisnis perseroan. Perusahaan barang konsumsi itu diyakini tengah mendapatkan tekanan dari para pemegang saham.

Dalam keterangan pers di situs resminya, perseroan mengatakan akan memangkas 15 persen jabatan senior dan 5 persen jabatan junior di perusahaan. Dengan kata lain, angka tersebut setara dengan 1.500 karyawan secara global.

“Kami tidak berharap tim pabrik akan terpengaruh oleh perubahan ini,” kata Chief Executive Officer (CEO) Unilever, Alan Jope, seperti dikutip pada Kamis (27/1). Menurut Alan, perusahaan memastikan keputusan PHK tersebut akan dikonsultasikan dengan serikat pekerja.

Mengutip The Guardian, Unilever global, yang berkantor pusat di London mempekerjakan sekitar 149.000 orang di seluruh dunia, termasuk 6.000 karyawan di Inggris dan Irlandia.

Efisiensi ke lima segmen bisnis

Alan Jope dalam keterangan sama mengatakan Unilever akan menyesuaikan bisnisnya menjadi lebih sederhana serta berfokus pada sejumlah segmen bisnis, yaitu kecantikan dan kesejahteraan (well-being), perawatan pribadi, perawatan rumah, nutrisi, dan es krim. Menurutnya, setiap grup bisnis akan bertanggung jawab secara penuh untuk strategi, pertumbuhan, dan pengiriman keuntungan mereka secara global.

Model bisnis baru tersebut telah dikembangkan selama setahun terakhir, dan dipersiapkan untuk melanjutkan peningkatan kinerja. Fokus ke lima segmen bisnis tersebut, katanya, juga akan memungkinkan perseroan lebih responsif terhadap tren konsumen dengan akuntabilitas pengiriman yang jelas.

“Pertumbuhan tetap menjadi prioritas utama kami dan perubahan ini akan mendukung upaya kami untuk mencapainya,” ujarnya.

Tekanan dari pemegang saham

Menukil CNN, Unilever, yang memiliki produk terkenal seperti sabun Dove dan es krim Ben & Jerry’s, telah mendapatkan tekanan dari para pemengang saham. Sebab, saham perusahaan tersebut merosot hingga 10 persen tahun lalu

Saham perusahaan juga terpukul pada pekan lalu. Hal tersebut diperkirakan akibat kegagalan Unilever melakukan akuisisi terhadap GlaxoSmithKline (GSK), perseroan farmasi multinasional dengan produk seperti Sensodyne, Panadol, dan vitamin C emergen-C

Unilever sebelumnya telah mengajukan rencana akuisisi terhadap GSK dengan nilai 50 miliar pound atau setara Rp975 triliun. Namun, aksi tersebut ditolak oleh GSK karena terlalu rendah. Namun, Unilever menyatakan takkan menaikkan tawaran.

Fund Manager sekaligus CEO Fundsmith Ferry Smith, salah satu pemegang saham terbesar Unilever, mengatakan manajemen harus berfokus pada peningkatan bisnis inti—atau mundur. Smith sebelumnya juga menyebut bahwa Unilever telah kehilangan arah, sembari menuding manajemen mengejar keberlanjutan dengan mengorbankan kinerja bisnis.

Related Topics