BUSINESS

Startup F&B Haus! Menutup Semester I-2022 dengan Penjualan Naik 73%

Penjualan per Juni 2022 lebih dari Rp184 miliar.

Startup F&B Haus! Menutup Semester I-2022 dengan Penjualan Naik 73%acara media luncheon dan paparan kinerja semester I Haus! di Sarinah DKI Jakarta, Kamis (13/10). Dok/Fortune Indonesia/Luky Maulana.
14 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Haus! mengumumkan sejumlah capaian bisnis positif pada semester pertama tahun ini. Perusahaan rintisan makanan dan minuman ini mengeklaim penjualannya berhasil naik 73 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Menurut Founder dan CEO Haus!, Gufron Syarif, penjualan tersebut bertopang pada lebih dari 200 gerai perusahaan yang tersebar di 18 kota di Indonesia.

“Adapun kinerja positif ini terlihat dari adanya pembukaan 71 outlet baru di sepanjang semester pertama 2022,” kata Gufron dalam acara media luncheon dan paparan kinerja semester I di Gedung Sarinah DKI Jakarta, Kamis (13/10).  

Saat ditanya soal nominal penjualan, Gufron menyatakan angkanya pada periode sama mencapai US$12 juta atau lebih dari Rp184 miliar.

Berdasarkan catatan internal perusahaan, penjualan perusahaan rintisan ini pada 2020 hanya US$11 juta atau setara dengan Rp168 miliar, sedangkan pada 2021 mencapai US$17,5 juta atau lebih dari Rp268 miliar.

Didirikan pada 2018, Haus menyatakan diri sebagai startup lokal makanan dan minuman pada kategori new tea and boba. Perusahaan rintisan ini menyasar konsumen kelas menengah.

Rencana ekspansi

acara media luncheon dan paparan kinerja semester I Haus! di Sarinah DKI Jakarta, Kamis (13/10). Dok/Fortune Indonesia/Luky Maulana.
acara media luncheon dan paparan kinerja semester I Haus! di Sarinah DKI Jakarta, Kamis (13/10). Dok/Fortune Indonesia/Luky Maulana.

Komposisi penjualan itu masih ditopang oleh aplikasi agregator layanan pesan antar online dengan persentase 69 persen, menurut Gufron. Namun demikian, transaksi secara offline mulai menunjukkan peningkatan, terlihat dari pergeseran perilaku konsumen yang mulai melakukan pembelian secara langsung di gerai.

Gufron menyampaikan optimismenya soal niat ekspansi perusahaan. Rencananya, kata dia, Haus! akan memperluas gerai oflline sebanyak 300 unit pada 2023, dan bahkan 1.500 unit pada 2026.

Dia menyatakan positif sektor minuman teh boba ini masih memiliki ruang tumbuh yang besar. Gufron mengutip data yang menunjukkan selama kurun 1990 sampai 2022 pasar boba di Cina, misalnya, sanggup tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan tahunan lebih dari 20 persen. Itu membuatnya percaya jenis menuman tersebut tidak berlaku musiman semata.

“Artinya sebenarnya product life cycle-nya sudah lebih dari 25 tahun,” katanya.

Bisnis minuman teh boba memang begitu menjamur di pasar Indonesia dan bahkan Asia Tenggara. Pada 2021, nilai konsumsi jenis minuman ini di Asia Tenggara menyentuh US$3,66 miliar atau lebih dari Rp56 triliun per tahun, menurut studi dari Momentum Works dan Qlub.

Laporan bertajuk Bubble Tea in Southeast Asia yang dirilis pada 2022 ini menunjukkan Indonesia merupakan pasar terbesar di kawasan dengan estimasi omzet tahunan senilai US$1,6 miliar atau lebih dari Rp24 triliun. Di posisi kedua ada Thailand, yang perkiraan omzet tahunannya mencapai US$749 juta lewat lebih dari 31.000 toko teh boba.

Inovasi & kerja sama

Salah satu gerai Haus!/Dok. Haus!

Related Topics