Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pabrik Hyundai di AS Dirazia, Ratusan Pekerja Diamankan Imigrasi

Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)
Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)

Jakarta, FORTUNE - Otoritas imigrasi Amerika Serikat melakukan penggerebekan di pabrik Hyundai yang berlokasi di Georgia pada Kamis, September 2025. Dalam operasi itu, ratusan pekerja—mayoritas berasal dari Korea Selatan—diamankan oleh pihak berwenang.

Sedikitnya 475 orang ditahan di fasilitas baterai mobil Hyundai Motor yang masih dalam tahap pembangunan. Proyek tersebut merupakan salah satu investasi terbesar Hyundai di AS. Menurut pejabat imigrasi yang dikutip Reuters, sebagian besar pekerja yang ditahan adalah warga negara Korea Selatan.

Aksi penertiban ini disebut sebagai operasi penegakan hukum terbesar dalam satu lokasi yang pernah dilakukan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS. Operasi bernama “Operation Low Voltage” itu melibatkan lebih dari 400 petugas setelah menjalani investigasi selama berbulan-bulan. Pabrik tersebut sendiri merupakan hasil kerja sama antara Hyundai Motor dan LG Energy Solution, dengan target mulai beroperasi akhir tahun ini.

"Ini bukan operasi imigrasi di mana agen masuk ke lokasi, mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka di bus," ujar Steven Schrank, agen khusus yang memimpin penyelidikan di Georgia.

Penggerebekan ini dilakukan oleh Immigration and Customs Enforcement (ICE), lembaga yang dikenal kerap melakukan operasi serupa terhadap pekerja migran. Langkah tersebut sejalan dengan kebijakan utama pemerintahan Donald Trump terkait pengetatan aturan imigrasi.

Menurut laporan The Guardian, fasilitas yang dirazia merupakan pabrik baterai yang nantinya dipasok untuk kendaraan listrik Hyundai dan Kia. Pabrik tersebut diproyeksikan baru akan beroperasi penuh pada akhir 2025.

Para pekerja yang diamankan dibawa ke pusat detensi di Folkston, Georgia. Schrank menyebut sebagian besar dari 475 orang itu adalah warga Korea Selatan. Sementara media Korsel memperkirakan sekitar 300 orang warganya ikut ditahan.

Ada WNI yang Ikut Terjaring

Mengutip The New York Times, sebagian besar pekerja yang ditangkap bukan karyawan langsung Hyundai atau LG, melainkan kontraktor. Hyundai menegaskan tidak ada pegawai tetapnya yang terjaring, sedangkan LG Energy Solution menyatakan 47 pekerjanya turut ditahan. Para pekerja LG itu diketahui bertugas mengawasi pembangunan pabrik dengan menggunakan visa atau program bebas visa.

Sebagai tindak lanjut, Kepala Operasi Manufaktur Hyundai Amerika Utara, Chris Susock, dikabarkan akan mengambil alih penuh pengelolaan pabrik di Georgia. "Kami akan melakukan penyelidikan untuk memastikan semua pemasok dan subkontraktor mematuhi undang-undang dan aturan. Hyundai tidak toleran terhadap mereka yang melanggar hukum," ujarnya.

Perihal razia tersebut, Kementerian Luar Negeri RI membenarkan adanya seorang warga negara Indonesia yang turut diamankan.

Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menyebut WNI berinisial CHT itu berada di lokasi dalam rangka perjalanan bisnis dan sedang bertemu pihak Hyundai ketika operasi berlangsung.

"CHT memiliki rencana business trip selama 1 bulan di Amerika Serikat dan dilengkapi dengan dokumen paspor, visa, dan undangan dari perusahaan," kata Judha dikutip dari Antara News, Senin (8/9).

Ia menegaskan bahwa CHT membawa dokumen lengkap untuk agendanya di AS. Saat ini, KJRI Houston telah berkomunikasi dengan Folkston ICE Processing Center—tempat CHT ditahan—serta berkoordinasi dengan rekan kerja WNI tersebut dan pihak Hyundai Metaplant.

Meski begitu, ICE hingga kini belum memberikan keterangan lebih rinci terkait status maupun perkembangan kasus CHT setelah penahanannya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us