Perkuat Kerja Sama Korporasi Indonesia-Jerman, EKONID Teken 3 MoU

- Tiga Nota Kesepahaman yang diteken EKONID dan sejumlah mitra di Indonesia mencakup:
- MoU dengan KADIN untuk inovasi, digitalisasi, dan keberlanjutan.
- MoU dengan APINDO untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
- MoU dengan ASTRA International untuk pelatihan vokasi dan pengembangan sumber daya manusia.
JAKARTA, FORTUNE – Kamar Dagang dan Industri Indonesia-Jerman (AHK Indonesia/EKONID) memperkuat hubungan kerja sama ekonomi bisnis dengan pengusaha dan korporasi dalam negeri. Untuk mendorong kemitraan jangka panjang, EKONID menandatangani tiga nota kesepahaman (MoU) dengan para mitra utamanya di Indonesia.
Diketahui, kemitraan Indonesia dan Jerman telah terjalin 100 tahun. Sejak 1924, EKONID aktif berkontribusi dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jerman, dengan nilai perdagangan antara kedua negara tersebut terus meningkat hingga mencapai 7,3 miliar Euro pada akhir 2024.
Ketua Umum KADIN, Anindya Bakrie, Indonesia memiliki peluang kerja sama yang besar dengan Jerman. Saat ini Indonesia telah banyak mengekspor produk ke negara itu, seperti minyak kelapa sawit, produk elektronik dan alas kaki. Sementara itu, Indonesia mengimpor sejumlah permesinan dari Jerman. Ke depan, ia berharap Indonesia bisa semakin naik kelas, di mana barang yang diekspor tidak hanya elektronik, tapi juga permesinan skala besar.
Selain itu, dia juga melihat adanya peluang untuk menggarap kerja sama di bidang energi terbarukan, dan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.
“Saya yakin di Jerman, renewable energy sudah sangat advance baik dapat tenaga angin, tidal, hidr. Di Indonesia, kita baru menetapkan membuat 103 gigawatt, di mana 70 persennya berasal dari sumber energi hijau,” ujar Anindya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (4/5).
Senada dengan Anindya, Ketua EKONID, Prijono Sugiarto mengatakan, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia tidak bisa hanya bergantung menjual jasa, sehingga Indonesia harus bisa menjadi negara yang mumpuni dalam industri. Ini mengapa, pengembangan sumber daya manusia terampil menjadi penting. Adanya kerja sama kedua negara ini diharapkan dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Dalam hal pengembangan sumber daya manusia, ia mengatakan sistem pendidikan vokasi Jerman sangat kuat, dan Indonesia dapat banyak belajar dari hal ini. Ia mencontohkan Meister Program di Jerman, yang melatih lulusan vokasi menjadi pemimpin teknis seperti kepala bengkel dan mandor. “Program ini tidak berorientasi pada gelar akademik, tetapi pada keahlian dan pengalaman langsung di industri. EKONID telah membawa konsep ini ke Indonesia, salah satunya melalui AstraTech,” katanya.
Prijono juga menyampaikan, hari ini akan ditandatangani nota kesepahaman (MoU) antara AstraTech dan EKONID untuk mendukung misi tersebut. “Tujuan jangka panjangnya adalah Indonesia mampu mengekspor skilled workers ke Jerman dan negara maju lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, dalam presentasi hasil survei terbaru yang dilakukan EKONID terhadap perusahaan-perusahaan Jerman di Indonesia, terungkap bahwa sebagian besar perusahaan melihat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 12 bulan ke depan cukup menjanjikan. Namun, mereka juga menyoroti beberapa hambatan seperti kompleksitas regulasi, risiko finansial, dan isu keamanan hukum. Oleh karenanya, bahwa trade facilitation juga menjadi kunci.
Presiden Kamar Dagang dan Industri Jerman, Peter Adrian mengatakan, “Indonesia adalah destinasi bisnis yang berkembang pesat dengan ekonomi terbesar dan sangat dinamis di Asia Tenggara. Momen ini merupakan peluang besar bagi perusahaan Jerman dan Indonesia untuk memperkuat dan memperdalam hubungan mereka.”
Tiga Nota Kesepahaman
Sebagai bagian dari perayaan 100 tahun dan kunjungan Presiden DIHK, teradapat tiga nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani guna menandai komitmen kolaborasi jangka panjang antara EKONID dan mitra-mitra utamanya di Indonesia.
1. MoU dengan KADIN
Berdasarkan hubungan kepercayaan yang telah terjalin selama puluhan tahun, MoU ini mendorong inisiatif bersama dalam bidang inovasi, digitalisasi, dan keberlanjutan. Kedua organisasi berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan dampak jangka panjang di berbagai sektor kunci.
2. MoU dengan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia)
EKONID dan APINDO akan memperbarui agenda bersama dengan tujuan membangun kemitraan strategis yang dilandasi visi bersama dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, kompetitif, dan berkelanjutan, serta mendorong pengembangan perdagangan dan investasi internasional.
3. MoU dengan ASTRA International
ASTRA telah lama menjadi pendukung program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Ganda Jerman (GDVET) di Indonesia. MoU terbaru ini memperluas kerja sama dalam pelatihan vokasi dan pengembangan sumber daya
manusia untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia yang siap bekerja di Jerman.
Ke depan, EKONID tetap berfokus untuk memperkuat hubungan bisnis Jerman-Indonesia melalui perdagangan, inovasi, pelatihan vokasi, dan pembangunan berkelanjutan berlandaskan warisan kemitraan dan kolaborasi selama 100 tahun terakhir.