Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Riset Pinhome: Stimulus Moneter dan Fiskal Dorong Pasar Properti di Q3

Perumahan Samesta Parayasa, Bogor.
Perumahan Samesta Parayasa, Bogor. (parayasa.com)
Intinya sih...
  • Pasar properti di Indonesia menunjukkan ketahanan solid dan sinyal positif di kuartal III 2025
  • Stimulus moneter dan fiskal menjadi penopang utama stabilitas pasar, terutama di segmen menengah ke bawah
  • Pergerakan harga properti banyak ditentukan oleh kualitas wilayah, seperti lingkungan, konektivitas, dan persepsi terhadap masa depan kawasan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Pasar properti di Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid dan sinyal positif di kuartal III 2025, meski menghadapi tekanan ekonomi dan dinamika sosial seperti demonstrasi massal menjelang akhir kuartal. Hal ini terlihat dari data terbaru Pinhome melalui Pinhome Home Sell Index (PHSI) dan Pinhome Home Rental Index (PHRI) kuartal 3 tahun 2025 yang menunjukkan pertumbuhan pasar properti di berbagai kota.

Meski terjadi stagnasi dan koreksi harga di beberapa kota karena tekanan daya beli, melemahnya sentimen konsumen, dan tantangan dinamika sosial, sebagian besar kota masih menunjukan pertumbuhan harga yang positif.

Indeks Harga Jual Rumah Nasional Pinhome menunjukkan konsistensi harga, dimana tren harga rumah tipe kurang dari 200 m² stabil 0 persen dan tren harga rumah tipe lebih dari 201 m² turun hanya marjinal di -0.4 persen.

Dayu Dara Permata, CEO Founder Pinhome mengungkapkan bahwa ketahanan pasar properti ini tidak lepas dari stimulus dan kebijakan pemerintah dan otoritas moneter dalam menjaga stabilitas. “Kebijakan seperti penurunan suku bunga dan insentif PPN menjadi penopang utama stabilitas pasar, terutama di segmen menengah ke bawah. Rumah tipe ≤120 m² terus mendorong pasar berkat permintaan dari pembeli rumah pertama,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (24/10)..

Data terbaru PHSI menunjukkan, area di Jakarta mengalami pergerakan yang beragam. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pergerakan harga properti kini banyak ditentukan oleh kualitas wilayah, seperti kualitas lingkungan, konektivitas, dan persepsi terhadap masa depan kawasan, bukan semata oleh tren pasar secara umum. Berikut detailnya:

Indeks Harga Jual Jakarta dan Sekitarya

Menurut indeks harga jual rumah Pinhome, Jakarta Pusat & Timur mengalami stagnasi dengan koreksi harga -1 hingga -4 persen, terutama di Johar Baru. Kondisi ini dipengaruhi oleh tekanan daya beli yang terus berlanjut serta sentimen menunggu yang semakin kuat akibat dinamika sosial di masyarakat, terutama di wilayah pusat Jakarta.

Sementara Jakarta Selatan, di Cilandak, kenaikan terjadi +3 persen (tipe 55–120), didorong proyek pengendalian banjir dan penataan kawasan Fatmawati–Simatupang.

Jakarta Utara juga terjadi kenaikan +3 persen (tipe ≤54) di Tanjung Priok akibat program normalisasi saluran air. Sementara di Cilincing, Kenaikan +2 persen (tipe ≥201), dipicu proyek logistik Kalibaru dan kelanjutan pembangunan pelabuhan.

Jakarta Barat, khususnya Cengkareng mengalami kenaikan +2 persen (tipe 55–120) dan +1 persen (tipe ≥201), terkait progres Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg.

Sedangkan di daerah penyangga Jakarta, wilayah Bogor terjadi koreksi harga -4 persen (tipe ≥201), dampak dari sentimen negatif pasar premium Jakarta. Begitupun Tangerang, ekspansi industri Cikupa–Balaraja dan akses tol baru mendorong kenaikan sebesar +3 persen untuk tipe ≤54.

Indeks harga sewa

Sedangkan untuk tren harga sewa rumah, data PHRI menunjukkan pasar sewa rumah di Jakarta pada kuartal III tahun 2025 cenderung melemah, terutama di segmen kecil-menengah.

Penurunan harga sewa rumah pada tipe ≤54 mengalami penurunan hingga -3 persen di seluruh kota, dan tipe 55–120 di Jakarta Selatan turun -3 persen. Persaingan dari suplai apartemen yang menarik penyewa muda dan keluarga kecil mendorong penurunan ini.

Rumah tipe 121–200 di Jakarta Selatan justru tumbuh +2 persen, menjadi pilihan utama ekspatriat yang mencari hunian dekat sekolah internasional dengan ukuran ideal dan harga lebih terjangkau dibanding tipe ≥201.

Segmen rumah tipe ≥201 mengalami koreksi –2 persen di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, terdampak persaingan dengan serviced apartment dan apartemen premium yang lebih diminati ekspatriat dan pekerja penempatan sementara.

Adapun, di kota penyangga seperti Depok dan Tangerang juga mengalami penurunan harga sewa pada tipe ≥201, masing-masing –2 persen dan –3 persen, akibat banyak rumah besar yang dialihkan dari pasar jual ke pasar sewa sehingga menambah tekanan di segmen properti premium.

Dara mengatakan, menjelang akhir tahun, tren konsolidasi pasar properti diperkirakan mulai bergeser ke arah yang lebih positif. Sentimen membaik pasca reshuffle kabinet serta injeksi likuiditas Rp200 triliun ke bank-bank BUMN menjadi dua faktor kunci yang mendorong pemulihan, khususnya di segmen rumah terjangkau dan menengah.

“Kombinasi antara kepercayaan pasar dan pelonggaran likuiditas ini berpotensi mempercepat pertumbuhan permintaan, sekaligus menjaga stabilitas harga di tengah kondisi ekonomi yang masih dinamis,” kata Dara.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Business

See More

Riset Pinhome: Stimulus Moneter dan Fiskal Dorong Pasar Properti di Q3

24 Okt 2025, 11:10 WIBBusiness