BUSINESS

Resep Jitu Dirut BRI Hadapi Pandemi

Sunarso percaya UMKM akan pulih lebih dulu.

Resep Jitu Dirut BRI Hadapi PandemiSunarso, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (Fortune Indonesia/Herka Yanis)
02 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, telah berpengalaman menghadapi berbagai krisis yang berdampak terhadap perbankan sejak dasawarsa 1990-an. Karena itu, dia dapat dengan lugas menyimpulkan bahwa berbagai krisis menonjol yang menyisakan ekses pada sektor perbankan nyaris serupa. 

“Apa yang saya lakukan meng-explore saja pengalaman di perbankan dalam menghadapi berbagai krisis. Itu saja modalnya. Misalnya (krisis) 1997 dan 1998 sudah memberikan pengalaman luar biasa. Kemudian aspek-aspek yang kena pukul itu hampir sama,” ujar Sunarso saat menjadi pembicara di sesi If You Can Measure It, You Can’t Improve It dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022 yang digelar di The Westin Jakarta, pada 18-19 Mei 2022 pukul 09.00-18.00 WIB.

Menurutnya, dampak krisis terhadap perbankan di masa lalu telah menjadi pelajaran penting. “Namun untuk krisis karena pandemi, tidak pandang bulu. Semua negara di seluruh dunia kena,” katanya.

Negara harus turun tangan

Menghadapi dampak krisis akibat pandemi di BRI—yang belum pernah terjadi sebelumnya— Sunarso mengatur strategi dan mencari formula. Dalam hematnya, kondisi yang tercipta akibat krisis kesehatan ini—yang belum pernah ada contohnya—sangat memerlukan intervensi dari pemerintah. Sebab, berbeda dari krisis sebelumnya yang melumpuhkan korporasi, pandemi Covid-19 mengganggu aktivitas UMKM menyusul pembatasan mobilitas masyarakat.

“Jadi dalam situasi seperti itu, memimpin bank sebesar BRI yang mayoritas portofolionya di UMKM dan kemudian nasabahnya banyak, jaringannya luas, menjangkau ke mana-mana, maka fokus strateginya menghadapi krisis ini adalah selamatkan UMKM,” ujar Sunarso.

Selain itu, ia mengatakan tetap perseroan akan lebih selektif dengan berfokus pada strategi “Business Follows Stimulus”. Ia menilai perhatian harus dititikberatkan pada stimulus yang digelontorkan pemerintah agar dapat tersalurkan secara efektif demi menggerakkan roda perekonomian.

“Ada tiga stimulus dalam bentuk government investment. Artinya negara mengeluarkan investasi, ditaruh di bank-bank terutama Himbara. Yang kedua government spending. Berbagai stimulus dalam bentuk subsidi adalah implementasi daripada government spending, dan kemudian yang berikutnya kalau pemerintah enggak bisa invest (dan) spending, maka pemerintah masih punya kekuatan cadangan yang lain, yaitu (memberikan) guarantee,” kata Sunarso. (WEB)

Related Topics